Sabtu, 13 Juli 2013

Blunder Diplomat Muda di PTRI New York

Pada tahun 1982-1986 saya bertugas di Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI) New York dan diberi tugas  menangani berbagai masalah di Komite III Majelis Umum PBB dengan ranking Diplomatik Sekretaris III. Suatu pengalaman yang hampir membuat blunder bagi diri saya terjadi pada waktu Bapak Ali Alatas, SH menjadi Watapri dan juga sebagai Ketua ASIAN-Group di New York. Jabatan Ketua Asian-Group dilakukan secara bergilir atau rotasi setiap 3 bulan sekali yang dipimpin oleh Watap (Wakil Tetap) yang ada di New York untuk membahas pencalonan-pencalonan oleh Anggota Kelompok Asia pada badan-badan internasional untuk diterima secara konsensus dan kemudian mendpatkan pengukuhan oleh Sidang Majelis Umum PBB, apabila pencalonan tersebut terdapat 'clean slate' pada semua kelompok-kelompok regional. Tanpa saya sadari saya mengirim undangan kepada Watap Israel, dan kesalahan itu baru diketahui setelah Watap India Ketua sebelum Indonesia memberikan daftar-daftar anggota Kelompok Asia yang resmi dan saya pun baru mengetahui bahwa Israel tidak termasuk kelompok Asia. Saya langsung melaporkan kepada pimpinan saya Bapak Rhousdy Soeriaatmadja dan beliau langsung mengambil alih kesalahan saya dan melaporkan kepada Bapak Poedji Koentarso sebagai Dewatapri  pada waktu itu dan saya pun minta maaf atas kesalahan tersebut.
Bapak Poedji Koentarso dengan tenangnya mengatakan, "cukup kita bertiga saja yang tahu masalah ini, dan akan diselesaikan dengan baik." Dan lalu beliau memanggil lokal staf Perutusan Tetap RI yang berwarga negara Amerika Serikat untuk meminta kembali undangan yang dikirim "by mistake" kepada misi Israel dan undangan tersebut lalu dikembalikan.
     Saya pun lega dan sewaktu Pak Ali Alatas memipin sidang, Pak Peodji Koentarso duduk di sebelah pak Ali Alatas dan saya duduk disebelah  pak Poedji Koentarso. Sewaktu ada delegasi Arab masuk ke ruangan, secara bergurau pak Poedji Koentarso mengatakan, "Kok, delegasi Israel datang juga ya....?", kontan saja ucapan pak Poedji membuat saya shock dan panik setengah mati, rupaya ternyata pak Poedji Koentarso cuma 'mengetes' mental saya saja.
     Saya tidak dapat membayangkan andaikata kesalahan yang saya perbuat tersebut tidak diketahui dan Delegasi Israel benar-benar hadir dalam sidang tersebut atas undangan PTRI sudah pasti negara-negara Arab dan Negara Islam lainnya akan melakukan protes pada Perwakilan Tetap Republik Indonesia (PTRI). Saya pun tak yakin apakah saya masih bisa bekerja di Kemlu pada waktu itu dan bisa menikmati pensiun sampai sekarang ini.
(Ditulis oleh: Musma Musa Abbas, Pensiunan pegawai Deplu)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar