WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) terus bungkam atas pembantaian yang
dilakukan tentara Mesir terhadap pendukung mantan Presiden Mohammed
Morsi. AS pun masih belum mau mengakui penggulingan Morsi sebagai sebuah
kudeta.
Sekira 72 pendukung Morsi tewas saat melakukan aksi
protes pada Minggu 28 Juli. Mereka diberondong peluru oleh tentara yang
berjaga di lokasi protes.
Pemerintah Mesir membantah tentara
mereka membantai para demonstran. Namun, rekaman yang tersebar di dunia
maya memperlihatkan tentara yang menembak ke arah pengunjuk rasa.
Beberapa
politisi AS meminta Presiden Barack Obama menunda pemberian dana
bantuan untuk Mesir. Penundaan diharapkan dapat menurunkan ketegangan di
Negara Firaun itu.
"Kita selama ini memiliki hubungan baik dengan
militer Mesir. Namun, kita harus menekankan bahwa mereka tidak bisa
menembaki warganya sendiri," ujar Senator dari Partai Demokrat Richard
Durbin, seperti dikutip New York Times, Senin (29/7/2013).
Pihak
Ikhwanul Muslimin menyatakan, akan terus melakukan aksi protes di Mesir.
Mereka menuntut militer Mesir membebaskan Morsi yang mereka tahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar