Televisi pemerintah Mesir mengatakan presiden
dukungan militer membubarkan majelis tinggi parlemen yang dikuasai
partai-partai Islam.
Laporan televisi menyebutkan Presiden Adly Mansour, Klik
yang disumpah hari Kamis (04/07), mengeluarkan dekrit pembubaran tersebut.
Majelis tinggi biasanya tidak
memiliki kewenangan menjalankan fungsi legislasi namun di bawah Mohammed
Morsi, presiden yang digulingkan militer pekan ini, para anggota bisa
membuat undang-undang karena majelis rendah dibekukan pengadilan.
Majelis tinggi Mesir ini didominasi para pendukung Morsi.
Sebelum Presiden Mansor mengeluarkan keputusan,
aparat keamanan Mesir mengeluarkan tembakan ke arah pendukung Morsi,
menewaskan tiga orang.
Peristiwa terjadi dalam unjuk rasa usai salat Jumat (05/07) yang diserukan oleh Ikhwanul Muslimin, gerakan asal Morsi.
Ikhwanul Muslimin menyerukan protes damai guna menentang pelengseran Mohammed Morsi yang disebut sebagai kudeta militer.
Wartawan BBC di Kairo Jeremy Bowen di lokasi
kejadian melaporkan ia melihat tentara pertama-tama mengeluarkan
tembakan ke udara dan kemudian mengarahkan senjata ke kumpulan pengunjuk
rasa.
Izin unjuk rasa
Tidak lama kemudian, lanjut Bowen, seorang pria terjatuh dan pakaiannya terlihat berdarah.
Setelah salat Jumat, para pengunjuk rasa
mengadakan pawai massal menuju gedung tempat Morsi diyakini di tahan.
Ribuan orang berkumpul di sejumlah titik di ibukota Mesir, termasuk di
lingkungan Masjid Rabaa.
Tentara yang berjaga-jaga di sekitar kantor
Pengawal Kepresidenan meminta demonstran untuk tidak menyeberang jalan
menuju ke gedung.
Tetapi semakin besar jumlah pemrotes, mereka menjadi semakin marah dan menerobos pengamanan.
Pihak berwenang menurunkan tank dan tentara ke
lokasi-lokasi yang diduga rawan kerusuhan. Unjuk rasa besar ini terjadi
dua hari setelah Klik
Mohammed Morsi dilengserkan oleh militer terkait dengan krisis politik yang tidak berhasil diatasi.
Militer selanjutnya mengangkat Ketua Mahkamah
Konstitusi Adly Mansour sebagai presiden sementara sampai disusun
undang-undang dasar baru dan dilaksanakan pemilihan umum.
Militer juga telah berjanji akan mengizinkan
demonstrasi damai dan tidak akan menindak kelompok tertentu, meskipun
banyak pucuk pimpinan Ikhwanul Muslimin telah ditangkap.
Sementara itu pemimpin oposisi utama Mohamed El Baradei mengatakan kepada BBC militer bertindak atas nama rakyat.
(sumber: BBC)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar