Martin Schulz mengatakan jika hal itu benar,
akan memiliki 'dampak yang buruk' pada hubungan antara Uni Eropa dan
Amerika Serikat.
Laporan, yang ditulis oleh majalah
Der Spiegel di Jerman, mengutip dokumen rahasia 2010, menyatakan bahwa
AS memata-matai kantor Uni Eropa di New York dan Washington.
Buronan mantan analis CIA, Edward Snowden,
membocorkan dokumen tersebut, demikian tulis Der Spiegel. Snowden
sendiri, sejak itu telah Klik
meminta suaka ke Ekuador.
Menurut dokumen -yang menurut Der Spiegel
diperoleh dari NSA- AS memata-matai jaringan komputer internal Uni Eropa
di Washington dan di kantor PBB di New York.
Dokumen tersebut juga diduga merujuk Uni Eropa sebagai 'target'.
Tidak diketahui informasi apa yang diperoleh
dari pengadapan tersebut, tapi rincian posisi Eropa dalam perdagangan
dan masalah-masalah militer akan berguna bagi mereka yang terlibat dalam
negosiasi antara Washington dan pemerintah Eropa, wartawan BBC Stephen
Evans mengatakan.
Menuntut penjelasan
Dalam sebuah pernyataan pada Sabtu (29/06),
Shultz mengatakan: "Atas nama Parlemen Eropa, saya menuntut penjelasan
penuh dan memerlukan informasi lebih lanjut dari pemerintah AS berkaitan
dengan tuduhan tersebut."
Der Spiegel juga mengutip Menteri Luar Negeri
Luksemburg Jean Asselborn yang mengatakan: "Jika laporan ini benar, hal
tersebut merupakan hal yang menjijikkan. Amerika Serikat lebih baik
mengawasi dinas rahasia mereka dan bukan sekutunya."
Pemerintah AS sejauh ini tidak membuat komentar publik mengenai laporan Spiegel.
Sementara itu, Snowden diyakini saat ini Klik
tinggal di bandara Moskow. Dia tiba di sana akhir pekan lalu
dari Hong Kong, lokasi tempat tinggalnya sejak ia mengungkapkan rincian
rahasia program pengawasan AS.
Wakil Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ekuador
Rafael Correa dilaporkan telah mengadakan percakapan telepon tentang
permintaan suaka Snowden itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar