Hampir seperempat pria yang disurvei dalam laporan
PBB tentang kekerasan terhadap perempuan di beberapa bagian di Asia
mengaku melakukan setidaknya satu kali pemerkosaan.
Pemerkosaan dipandang umum terjadi dalam suatu
hubungan. Namun, satu dari 10 pria mengaku memperkosa seorang wanita
yang bukan pasangannya.
Sedikitnya sepuluh ribu orang dari enam negara ikut ambil bagian dalam survei ini.
Ini adalah studi pertama yang bersifat
multi-nasional yang bertujuan mengkaji meluasnya kekerasan terhadap
perempuan dan alasan di balik itu.
Penulisnya mengatakan temuan ini tidak mewakili
seluruh karakteristik wilayah Asia dan Pasifik, tetapi para respondennya
berasal dari wilayah demografis yang beragam dan sesuai dengan negara
yang akan dipelajari.
Dari mereka yang mengaku memperkosa, hanya kurang dari setengahnya mengatakan mereka melakukannya lebih dari sekali.
Pria itu ditanya pertanyaan seperti:
Apakah Anda pernah melakukan hubungan seks
dengan pasangan Anda ketika Anda tahu dia tidak ingin tetapi Anda pikir
dia harus setuju karena dia istri / pasangan Anda?
Persentase pria yang mengaku memperkosa
- Papua Nugini, Pulau Bougainville - 62%
- Indonesia, Provinsi Papua - 48,6%
- Indonesia, area perkotaan - 26,2%
- Cina, wilayah perkotaan dan desa - 22,2%
- Kamboja - 20,4%
- Indonesia, pedesaan - 19,5%
- Sri Lanka - 14,5%
- Bangladesh, pedesaan - 14,1%
- Bangladesh, perkotaan - 9,5%
- Sumber: PBB
Apakah Anda pernah melakukan hubungan seks
dengan seorang wanita atau gadis ketika dia terlalu mabuk atau dibius
tanpa peduli apakah dia ingin atau tidak?
Alasan beragam
Angka kejadian perkosaan bervariasi antara negara.
Di Papua Nugini, sebanyak lebih dari enam orang
dari sepuluh pria yang disurvei mengaku memaksa perempuan untuk
melakukan hubungan seks.
Di Bangladesh, hanya kurang dari satu dari sepuluh pria yang melakukan ini.
Sementara di Kamboja, Cina dan Indonesia angkanya bervariasi dari satu, lima hingga separuh pria yang mengikuti survei ini.
Sebagian dari penelitian ini sudah dipublikasikan dalam jurnal Lancet Global Health.
Sekitar tiga perempat responden yang melakukan perkosaan mengaku melakukannya karena alasan "hak seksual."
Penulis laporan tersebut DR Emma Fulu
mengatakan: "Mereka percaya mereka memiliki hak untuk berhubungan seks
dengan perempuan tanpa mempertimbangkan ijin dari para perempuan."
"Alasan paling umum berikutnya adalah memperkosa untuk mendapatkan hiburan, untuk mencari kesenangan atau karena mereka bosan."
Sedangkan alasan lainnya adalah sebagai bentuk penghukuman atau karena mereka marah.
"Secara mengejutkan, motivasi yang paling tidak umum adalah dorongan alkohol," kata Dr Fulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar