Kamis, 10 Oktober 2013

Diplomasi Publik Bukan Hanya Milik Negara

Rabu, 09 Oktober 2013


“Diplomasi tidak hanya milik negara, tetapi juga milik perguruan tinggi dan mahasiwa”, ujar Direktur Diplomasi Publik, Al Busyra Basnur, di depan 150 mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (Undip) yang berkunjung ke Kementerian Luar Negeri RI pada tanggal 8 Oktober 2013.




Dalam kunjungan tersebut para mahasiswa memperoleh paparan mengenai fungsi dan tugas Kementerian Luar Negeri di bidang diplomasi publik dan peran Indonesia di berbagai forum multilateral, yang masing-masing disampaikan oleh Direktur Diplomasi Publik dan Plh. Kepala Bagian Program Kerja dan Pelaporan pada Sekretariat Direktorat Jenderal Multilateral Kemlu RI, Taufiq Rodhy.




“Indonesia memiliki aset diplomasi publik yang sangat besar dan penting untuk mencapai sasaran yang hendak dicapai yaitu to win the hearts and minds,domestically and internationally”, tandas Direktur Diplomasi Publik. Aset-aset dimaksud adalah sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, ekonomi yang progresif, masyarakat yang pluralis dan toleran, Islam yang moderat dan keragaman budaya.



Direktur Diplomasi Publik lebih lanjut menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya Kemlu telah menjalankan sejumlah program diplomasi publik yang selama ini selalu melibatkan dan memberdayakan para pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri, termasuk pelajar dan mahasiswa seperti Bea Siswa Seni Budaya Indonesia, Outstanding Students for the World, Duta Belia, Presidential Friends of Indonesia, Dialog Lintas Agama dan Bali Democracy Forum. Menurutnya program-program tersebut telah berjalan dan mendapat sambutan yang sangat positif di tanah air dan dari luar negeri.



Sementara itu Taufik Rodhi dalam paparannya memfokuskan pada 7 isu terkini di forum multilateral dimana Indonesia berperan dan terlibat secara aktif, yaitu reformasi Dewan Keamanan PBB, peace keeping operation, keanggotaan Indonesia pada Organisasi Konferensi Islam, climate change, Millenium Development Goals (MDGs), G 20 dan keanggotaan Indonesia pada 200 organisasi internasional. Taufik Rodhi juga menjelaskan mengenai upaya-upaya Pemerintah RI dalam mempromosikan pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional seperti WTO (World Trade Organization) dan FAO (Food and Agriculture Organization) serta kesempatan-kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh lulusan S1 Indonesia di kantor PBB di New York.



Di akhir acara para mahasiswa berkesempatan berkunjung ke salah satu gedung bersejarah di tanah air yang terletak di lingkungan Kementerian Luar Negeri, yaitu Gedung Pancasila, tempat lahirnya dasar negara Pancasila yang disampaikan oleh Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 di gedung tersebut. (Sumber : Direktorat Diplomasi Publik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar