Rabu, 09 Oktober 2013
“Diplomasi
tidak hanya milik negara, tetapi juga milik perguruan tinggi dan mahasiwa”,
ujar Direktur Diplomasi Publik, Al Busyra Basnur, di depan 150 mahasiswa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro (Undip) yang
berkunjung ke Kementerian Luar Negeri RI pada tanggal 8 Oktober 2013.
Dalam
kunjungan tersebut para mahasiswa memperoleh paparan mengenai fungsi dan tugas
Kementerian Luar Negeri di bidang diplomasi publik dan peran Indonesia di
berbagai forum multilateral, yang masing-masing disampaikan oleh Direktur
Diplomasi Publik dan Plh. Kepala Bagian Program Kerja dan Pelaporan pada
Sekretariat Direktorat Jenderal Multilateral Kemlu RI, Taufiq Rodhy.
“Indonesia
memiliki aset diplomasi publik yang sangat besar dan penting untuk mencapai
sasaran yang hendak dicapai yaitu to win the hearts and minds,domestically and
internationally”, tandas Direktur Diplomasi Publik. Aset-aset dimaksud adalah
sebagai negara demokrasi terbesar ketiga di dunia, ekonomi yang progresif,
masyarakat yang pluralis dan toleran, Islam yang moderat dan keragaman budaya.
Direktur
Diplomasi Publik lebih lanjut menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya Kemlu telah
menjalankan sejumlah program diplomasi publik yang selama ini selalu melibatkan
dan memberdayakan para pemangku kepentingan di dalam dan luar negeri, termasuk
pelajar dan mahasiswa seperti Bea Siswa Seni Budaya Indonesia, Outstanding
Students for the World, Duta Belia, Presidential Friends of Indonesia, Dialog
Lintas Agama dan Bali Democracy Forum. Menurutnya program-program tersebut
telah berjalan dan mendapat sambutan yang sangat positif di tanah air dan dari
luar negeri.
Sementara
itu Taufik Rodhi dalam paparannya memfokuskan pada 7 isu terkini di forum
multilateral dimana Indonesia berperan dan terlibat secara aktif, yaitu
reformasi Dewan Keamanan PBB, peace keeping operation, keanggotaan Indonesia
pada Organisasi Konferensi Islam, climate change, Millenium Development Goals (MDGs),
G 20 dan keanggotaan Indonesia pada 200 organisasi internasional. Taufik Rodhi
juga menjelaskan mengenai upaya-upaya Pemerintah RI dalam mempromosikan
pencalonan Indonesia di berbagai organisasi internasional seperti WTO (World
Trade Organization) dan FAO (Food and Agriculture Organization) serta
kesempatan-kesempatan kerja yang dapat dimanfaatkan oleh lulusan S1 Indonesia
di kantor PBB di New York.
Di
akhir acara para mahasiswa berkesempatan berkunjung ke salah satu gedung
bersejarah di tanah air yang terletak di lingkungan Kementerian Luar Negeri,
yaitu Gedung Pancasila, tempat lahirnya dasar negara Pancasila yang disampaikan
oleh Bung Karno dalam pidatonya pada 1 Juni 1945 di gedung tersebut. (Sumber : Direktorat Diplomasi Publik)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar