Presiden Rusia Vladimir Putin menuntut permintaan
maaf pemerintah Belanda setelah seorang diplomat Rusia ditangkap akhir
pekan lalu.
Moskow telah menuduh bahwa aparat kepolisian
setempat memasuki kediaman diplomat, Dimitri Borodin, dan memukulinya di
depan anak-anaknya.
Kepada wartawan di sela-sela KTT
APEC 2013 di Bali, Putin mengatakan: "Ini adalah pelanggaran Konvensi
Wina (yang mengatur tentang hubungan diplomatik)."
"Kami menunggu penjelasan dan permintaan maaf
dan bagi mereka bersalah harus dihukum. Sikap kami sangat bergantung
bagaimana tindakan Belanda."
Menteri Luar negeri Belanda mengatakan persoalan
ini masih diselidiki, dan menyatakan akan meminta maaf jika terbukti
ada pelanggaran protokol diplomasi.
Wakil Dubes Rusia di Belanda itu mengatakan dia
yakin bahwa kehadiran aparat polisi itu setelah dipanggil oleh tetangga
yang mengeluhkan cara Borodin memperlakukan anak-anaknya.
Borodin sendiri mengatakan dia justru melindungi anak-anaknya.
Penangkapan aktivis Greenpeace
"Kami menunggu penjelasan dan permintaan maaf dan bagi mereka bersalah harus dihukum. Sikap kami sangat bergantung bagaimana tindakan Belanda."
Insiden ini terjadi pada saat yang kurang tepat
bagi hubungan kedua negara, yaitu rencana kunjungan Raja Willem
Alexander ke Rusia pada 9 November nanti.
Bagaimanapun, hubungan kedua negara belakangan mengalami ketegangan setelah Rusia menahan (Klik
aktivis Greenpeace), pada bulan lalu, yang dua diantaranya adalah warga Belanda.
Belanda melakukan upaya hukum pada pekan lalu
untuk membebaskan para aktivis, yang didakwa melakukan pembajakan
setelah mereka melakukan Klik
protes terhadap eksplorasi di lepas pantai di Lautan Arktik.
Eksplorasi ini dilakukan oleh Gazprom, perusahaan yang dikendalikan pemerintah Rusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar