Credit: ABC |
Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa menyatakan tidak selayaknya
Australia melakukan operasi spionase dari kantor kedutaannya di Jakarta,
sebagaimana dilaporkan di berbagai media. Menlu Marty mengatakan, "it's not cricket to do these kind of things".
Dalam "bahasa gaul" di Australia, "it's not cricket" dapat diartikan sebagai suatu tindakan yang kurang adil, meskipun tidak dapat dikatakan
melanggar aturan main.
Menlu Marty kebetulan berada di Perth, Australia Barat untuk
suatu konferensi. Kepada wartawan, Jumat (1/11/2013), ia mengatakan sangat prihatin jika Australia benar melakukan apa yang dilaporkan oleh
media sebagai kegiatan spionase.
Menurut Menlu Marty, ini bukan
masalah bahwa sebuah negara memiliki kapasitas untuk melakukan kegiatan
mata-mata. "Sebagai sahabat ini terutama menyangkut masalah saling percaya, bukan?"
tegasnya.
"Suatu negara mungkin memiliki kemampuan teknis untuk
menyadap dan mungkin sudah mendapatkan banyak informasi. Namun ongkosnya
dari sisi hilanganya rasa saling percaya, ini yang saya kira perlu
dipikirkan," kata Menlu Marty lagi.
Marty mengatakan telah menyampaikan permasalahan ini kepada Menlu Australia Julie Bishop.
Sementara
itu, Duta Besar Australia untuk Indonesia, Greg Moriarty, telah
meninggalkan Kementerian Luar Negeri RI di Jakarta, Jumat (1/11/2013)
pagi, setelah dipanggil ke sana untuk memberi penjelasan terkait laporan
bahwa Australia selama ini melakukan operasi spionase dari kantor
kedutaannya di Jakarta.
Greg Moriarty dipanggil ke kantor Deplu
untuk menjelaskan laporan bahwa Australia menyadap pembicaraan telepon
dan mengumpulkan informasi.
Moriarty berada di gedung itu hanya
kira-kira 20 menit. Ketika meninggalkan gedung, ia mengatakan kepada
para reporter bahwa dari perspektifnya, pertemuan itu berjalan baik, dan
sekarang ia harus melapor kepada pemerintahnya.
Ia tidak mau memberikan keterangan lebih jauh tentang pertemuan itu.
Seorang
pejabat Deplu yang tidak ingin disebutkan namanya, mengatakan, tidak
biasanya pertemuan seperti itu dilangsungkan begitu singkat.
Sekjen Deplu menandaskan kembali pesan yang dirilis kemarin
bahwa pada pandangan Indonesia, laporan tentang kegiatan mata-mata itu
tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan hubungan bersahabat kedua
negara. (sumber: Radio Australia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar