William Mitchel yang membuka
warung tempe dua tahun lalu di satu pasar di London mengatakan ia ingin memperkenalkan tempe agar masuk ke "setiap dapur di Inggris".
"Saya bule tukang tempe," kata William dalam bahasa Indonesia.
"Saya punya tiga pekerjaan, buat tempe, masak tempe dan promosikan tempe," kata William.
William mengatakan ia memulai harinya dengan belanja keperluan untuk memasak tempe pada akhir pekan.
"Senin
dan Selasa saya gunakan untuk membuat tempe dan kemudian hari Rabu
sampai Jumat saya jualan di pasar," kata William kepada BBC Indonesia.
"Di
pasar, saya datang sekitar pukul 07:30 pagi dengan mendirikan tenda dan
kemudian dengan dibantu satu orang saya mulai masak tempe sekitar jam
10:00 dan jualan pada waktu jam makan siang," tambahnya.
Konsumen orang Inggris
Berita tentang "bule tempe" sebelumnya sempat populer di Facebook BBC Indonesia (segmen #
KabarDariInggris). Pengguna bernama MGeklan menulis, "Wah tempe diminati dan disukai oleh orang asing?"
Siroj Hikam, pengguna Facebook lain, bertanya, "Siapa saja konsumen yang membeli tempe?"
William
mengatakan, "Sebagian besar orang Inggris di London, namun karena
London sangat internasional jadi konsumen saya dari seluruh dunia."
Ia mulai gemar makan tempe saat bekerja di Jakarta pada tahun 1995 sebagai guru bahasa Inggris.
William kemudian belajar tempe khusus di sejumlah kota di Jawa termasuk di Malang.
"Saya
banyak menggunakan uang tabungan saya untuk membuat bisnis ini, agak
kesulitan dalam enam bulan pertama, namun sekarang lumayan sudah mulai
menghasilkan."
(BBC Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar