Selasa, 24 Mei 2016
World Humanitarian Summit
(WHS) telah berlangsung pada tanggal 23-24 Mei 2016 di Istanbul, Turki.
Pertemuan dibuka secara resmi oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB,
Ban Ki-Moon, yang dalam pernyataannya menekankan bahwa penyelenggaraan World Humanitarian Summit
untuk pertama kalinya tersebut merupakan kesempatan yang unik dan
inklusif dalam meneguhkan komitmen masyarakat internasional dalam
mengatasi berbagai krisis kemanusiaan.
Menurut
Ban Ki-Moon, setidaknya terdapat lima Komitmen Inti yang harus kita
capai, yaitu pencegahan dan resolusi konflik, penguatan perlindungan
terhadap kelompok sipil, merangkul dan melibatkan seluruh pihak,
terpenuhinya sumber daya kemanusiaan, dan peningkatan
investasi/perhatian terhadap kebutuhan kemanusiaan.
Selanjutnya
Presiden Turki, Recep Tayip Erdogan, sebagai tuan rumah menyambut
kehadiran peserta WHS yang termasuk partisipasi 38 kepala
Negara/pemerintahan, dan 40 pejabat setingkat menteri/wakil menteri.
Sekitar 5.000 peserta hadir termasuk dari berbagai kalangan
non-pemerintah dan organisasi masyarakat sipil, seperti pemimpin bisnis,
tokoh masyarakat, agama, pemuda, dan seniman.
Delegasi
Indonesia dipimpin oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), Willem Rampangilei, dan beranggotakan perwakilan berbagai
instansi dan kementerian, seperti Kemenko Polhukan, Bappenas, Kemkes,
Mabes TNI, dan Kemlu serta KBRI Ankara. Terdapat pula unsur pemangku
kepentingan nonpemerintah di antaranya PMI, Muhammadiyah Disaster Management Center, Humanitarian Forum Indonesia, dan Rumah Zakat.
Dirjen
Multilateral Kemlu, Dubes Hasan Kleib, sebagai Wakil Ketua Delri
menegaskan bahwa Indonesia telah berkontribusi aktif dalam proses
persiapan menuju WHS di Istanbul, termasuk menjadi Co-Chairs dengan Jepang untuk konsultasi regional di kawasan Asia Tenggara dan Timur, serta menjadi anggota regional steering group WHS
untuk kawasan Asia. Keterlibatan aktif Indonesia juga mencerminkan
pengakuan atas pengalaman panjang, peran dan postur Indonesia di tingkat
kawasan dan dunia terkait dengan penanganan masalah kemanusiaan.
Dalam statement
nasional yang akan dibacakan oleh Ketua Delri/Kepala BNPB (24/5), akan
ditegaskan kembali komitmen Indonesia dalam mendukung upaya-upaya aksi
kemanusiaan di tingkat nasional, regional, dan global yang sesuai dengan
kepentingan dan prioritas nasional melalui pertemuan WHS kali ini.
Selain menyampaikan statement nasional, Ketua Delri/Kepala BNPB juga direncanakan akan membacakan joint statement ASEAN di Summit Announcement Plenary dan menjadi pembicara pada High-Level Leaders' Roundatable (HLLR) mengenai 'Natural Disaster and Climate Change: Managing Risks and Crises Differently' serta pembicara pada side event 'ASEAN – UN Partnership Moving Forward' pada hari yang sama.
Sementara itu, sejumlah wakil dari Indonesia, seperti Rumah Zakat juga berpartipasi dalam rangkaian kegiatan WHS lainnya, yaitu WHS exhibition.
Sedangkan Humanitarian Forum Indonesia menyampaikan pengalaman kelompok
berbasis agama Indonesia dalam aksi kemanusiaan pada sesi side event 'Evidence for Religious Groups' Contribution to Humanitarian Response'. Seorang pemudi Indonesia, Putri Oktaviani, berpartisipasi menjadi pembicara pada side event 'Young Peope at the Heart of Humanitarian Action'.
Dari unsur pemerintah, Deputi Gubernur BI dijadwalkan akan menjadi pembicara pada special session 'Islamic Social Finance', sedangkan Deputi Penangan Darurat BNPB menjadi pembicara pada side event 'How Real Time Information Systems and New Data Can Improve Decision Making.'
WHS
merupakan inisiatif Sekjen PBB, Ban Ki-Moon, untuk mendorong negara dan
berbagai pemangku kepentingan dalam isu kemanusiaan duduk bersama untuk
berbagi pengalaman dan menegaskan komitmen bagi tindakan konkrit guna
persiapan yang lebih baik oleh negara dan komunitas dalam merespon dan
memperkuat ketahanan akibat situasi krisis. Program WHS meliputi, antara
lain, Leaders' Segment, Summit Announcement Plenary, tujuh High-Level Leaders' Roundtables, lima belas Special Sessions, dan lebih dari 100 side events, serta exhibition fair and innovation marketplace. Salah satu hasil pertemuan WHS adalah dokumen berbagai komitmen untuk aksi-aksi kemanusiaan (document to action). (Sumber: Ditjen Multilateral/Dit. HAM dan Kemanusiaan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar