TEHERAN - Iran menilai tindakan militer Mesir yang melengserkan
mantan Presiden Mohammad Morsi sebagai tindakan yang tidak dapat
diterima. Menurut Iran, ada tangan asing yang terlibat dalam insiden di
Mesir.
"Intervensi yang dilakukan militer dalam politik (Mesir)
sangat mengganggu dan tidak dapat diterima," ujar Juru Bicara Menteri
Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, seperti dikutip ABNA, Selasa (9/7/2013).
"Tidak
dapat dipungkiri lagi bahwa ada tangan asing terlibat. Polarisasi
rakyat Mesir yang terjadi saat ini sangat lah berbahaya," lanjutnya.
Namun
Araqchi tidak menjelaskan siapa pihak asing yang berada di balik kudeta
itu. Tetapi Araqchi berpendapat pihak Barat dan zionis tidak ingin
Mesir tumbuh kuat.
Setelah perubahan kekuasaan yang terjadi di
Mesir, kelompok Ikhwanul Muslimin melakukan protes menuntut Morsi untuk
kembali ke kursi presiden. Saat ini, Morsi masih ditahan oleh pihak
Garda Republik.
Sekira 51 orang dilaporkan tewas di Mesir ketika
melakukan protes tersebut. Sebagian besar yang tewas adalah pendukung
Ikhwanul Muslimin dan kondisi tersebut memicu ketegangan baru di Mesir.
Tewasnya
massa pendukung Ikhwanul Muslimin ini mendorong kelompok Islamis itu
melakukan perlawanan melalui protes besar pada Rabu 10 Juli. Ikhwanul
Muslimin merilis 42 nama yang terbunuh dalam insiden tersebut, sementara
polisi dan militer Mesir mengatakan, dua anggota mereka turut tewas.
Sedangkan
Presiden Mesir interim Adli Mansour keluarkan dekrit konstitusional
untuk transisi kekuasaan. Mansour menjanjikan segera dilakukan proses
pemilu pasca lengsernya Morsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar