Senin, 01 Juli 2013
Partisipasi
Indonesia dalam International Monitoring Team
(IMT) di Filipina Selatan merupakan bentuk nyata upaya-upaya Indonesia
dalam menyebarluaskan nilai-nilai dialog dan perdamaian di tingkat regional dan
internasional. Demikian disampaikan Acting Dirjen Multilateral, Arko Hananto Budiadi pada acara Penyambutan
dan Pelepasan Tim Pengamat Indonesia (TPI) - IMT unsur sipil dan militer, di Kemlu RI,
Jakarta, Senin pagi (1/07).
TPI
akan memantau implementasi perjanjian damai antara pemerintah Filipina dengan
Moro Islamic Liberation Front (MILF). Partisipasi TPI dalam IMT di Filipina
Selatan telah dimulai sejak tahun 2012, atas undangan Pemerintah Filipina dan
MILF kepada Pemerintah Indonesia. Masa tugas TPI unsur militer tahap pertama
(Juni 2012-Juni 2013) dan unsur sipil tahap kedua (Januari 2013-Juni 2013)
dalam IMT di Filipina Selatan dinyatakan selesai pada akhir bulan Juni 2013.
Untuk itu Indonesia akan mengirimkan
kembali TPI-IMT yang terdiri dari 5 orang unsur sipil dan 10 orang personil
militer ke Filipina Selatan pada tanggal 1 Juli 2013.
Acting
Dirjen Multilateral menyampaikan bahwa partisipasi TPI telah membawa nama baik
bangsa Indonesia yang senantiasa berkomitmen penuh dalam mencapai perdamaian
yang komprehensif di Filipina selatan. Lebih jauh dinyatakan juga bahwa
pengiriman TPI merupakan wujud nyata komitmen Indonesia untuk terus memajukan
dan memperkuat hubungan RI-Filipina. Selain itu partisipasi Indonesia dilandasi
komitmen untuk berjuang menciptakan kawasan yang aman, adil dan damai.
"TPI
tidak hanya menjalankan misi memantau perjanjian perdamaian antara pemerintah
Filipina dan MNLF, tetapi juga menindaklanjuti pelaksanaan aspek-aspek
keamanan, kemanusiaan, rehabilitasi dan pembangunan, bantuan sosio-ekonomi, dan
komponen perlindungan sipil” tambah Acting Dirjen Multilateral. Lebih lanjut
ditekankan bahwa keterlibatan Indonesia dalam IMT sejak tahun 2012 dan untuk
kedepannya, memberikan kontribusi penting dalam pengawasan gencatan senjata
antara Pemerintah Filipina dan MILF, yang lebih lanjut akan mendorong
pencapaian perdamaian menyeluruh di Filipina Selatan.
Pada
kesempatan tersebut Acting Dirjen Multilateral mewakili pimpinan Kemlu RI menyampaikan terima kasih
dan penghargaan kepada seluruh anggota
TPI yang baru saja berakhir
penugasannya seraya menyampaikan selamat bertugas kepada anggota TPI
yang akan segera memulai tugasnya ke Filipina Selatan. Ditambahkan bahwa pengiriman
TPI tersebut merupakan sinergi yang baik antara Kemlu, Kemhan dan Mabes TNI.
Wakil
Asisten Operasi Panglima TNI, Laksamana Pertama Widodo S.E pada acara ini
menyampaikan arti penting TPI dalam IMT. “Penugasan TPI merupakan suatu
kepercayaan dan kehormatan bagi kita di forum internasional untuk mengemban
misi pemeliharaan perdamaian di wilayah Filipina Selatan”.
TPI
tahap pertama telah menyelesaikan tugasnya dalam kurun waktu 1 tahun, untuk
unsur militer, dan 6 bulan, untuk unsur sipil. Sedangkan Tim pengganti telah
menyelesaikan Pre Deployment Training yang diselenggarakan di Pusat Misi
Pemeliharaan Perdamaian(PMPP), Sentul, Jawa Barat tanggal 1-13 Februari 2013.
Direncanakan Tim ini akan bertolak dari Jakarta menuju Filipina pada Senin
malam, 1 Juli 2013.
TPI
– IMT akan ditempatkan di 5 Team Site yaitu Cotabato City, Iligan City,
Zamboanga City, General Santos City, dan Davao City. Selain Indonesia, IMT juga
beranggotakan personil militer dan sipil dari 5 negara lainnya dengan jumlah
personil 55 orang, yaitu Malaysia (19 orang), Brunei Darussalam (15 orang),
Jepang (2 orang), Norwegia (2 orang) , dan Uni Eropa (2 orang). (Sumber : Dit.
Sosbud OINB - Dit. Infomed/ Janot, ed. AS)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar