Rabu, 28 Agustus 2013

Oknum Polisi itu Sembunyi Setelah 'Menembak'

nah-subKENAPA seorang polisi sembunyi, apa takut ditembak teroris? Bukan! Ipda Sandiman, 40, justru sembunyi karena “menembak” bini orang. Bidan yang ditembaknya sih senang-senang saja, tapi warga Bantul sebagai tetangga tak terima, sehingga mereka menggerebeknya ramai-ramai.

Polisi itu pelindung masyarakat, sehingga rakyat merasa aman dari tindak kejahatan. Sayangnya, meski mereka bertaruh nyawa tetapi gajinya kecil. Kalau ada polisi bergaji besar, itu mereka yang berpangkat perwira tinggi, apa lagi yang punya rekening gendut. Maka Wakapolri Komjen Ugroseno sampai memberi solusi, jika ingin kaya sebaiknya keluar dari Polri.


Ipda Sandiman yang bertugas di Polres Bantul, meski bergaji kecil tetap merasa hepi-hepi saja. Soalnya dia punya hiburan khusus, yakni seorang WIL bernama Rahayu, 30, yang biasa dipanggil Yayuk. Orangnya memang cantik, bersih, putih mempur macam singkong, maklum profesinya menjadi bidan. Walhasil mas polisi ini, meski kerja capek asal sudah ketemu Mbak Yayuk langsung ceria, muka berbinar-binar. Jalannya pun mantap dan tegap, macam mobil habis disporing balansing.

Bahwa Yayuk cantik jelita, semua mengakui. Jika ada cacat, dia itu masih punya suami yang sah. Tetapi kenapa oknum polisi ini terus nyosor? Ya karena Yayuk memang memberi peluang. Dus karena itu, selama suami Yayuk sering tugas keluar kota, selama itu pula Ipda Sandiman jedhal-jedhul (sering datang) ke rumah Yayuk di Desa Kepek, Timbulharjo, Sewon.

Sebetulnya warga Kepek cukup pangerten kepada Yayuk – Sandiman. Karenanya meski aktifitas oknum polisi itu terjadi sudah sejak 3 bulan lalu, warga berlagak kura-kura dalam perahu, pura-pura tidak tahu. Tapi rupanya Sandiman ini dinengke saya ndlindhit (dibiarkan malah nekad). Betapa tidak? Biasanya pukul 22.00 sudah pulang, kini oknum polisi tersebut berani nginep segala. Datang pukul 21.00 pulang-pulang jam 05.00. Tapi wajahnya tetap ceria, karena habis entuk-entukan.

Pak RT pernah menegur Yayuk, untuk menahan diri dan tahu diri. Maksudnya, pacaran silakan saja, tapi yang beretika dan tahu waktu. Tapi rupanya teguran halus Pak RT itu tak direspon oleh Yayuk – Sandiman. Buktinya, oknum polisi itu terus menjalani rutinitas selingkuhnya: datang pukul 21.00 dan pulang pukul 05.00.  Gila nggak, warga baru pulang dari mesjid mencari pahala, Ipda Sandiman malah pulang seusai sibuk urusan paha.

Stok kesabaran warga pun habis, sehingga beberapa hari lalu sekitar pukul 24.00 pasangan mesum Yayuk – Sandiman digerebek. Takut dihakimi warga, oknum polisi itu tetap sembunyi di kamar. Baru setelah Kapolsek Sewon dihadirkan malam itu juga, Ipda Sandiman mau keluar. Keduanya pun lalu digelandang ke Mapolsek. Terpaksalah, jeruk harus makan jeruk.
Tapi Sandiman kan habis makan bini orang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar