Rabu, 28 Agustus 2013

Cinta Sembilan Malam Duda Beranak Tiga

nah-subCINTA hanya satu malam saja mengasyikkan (baca: enak lagunya), apa lagi cinta sampai 9 malam, sudah pasti semakin menghanyutkan. Ini benar-benar dialami oleh duda beranak 3 Bahrun, 43, dari Aceh. Cuma karena semua tanpa restu orangtua sigadis, urusan pun memanjang sampai polisi.

“Betapa indahnya cintaku di saat itu, dalam pelukannya dalam belaiannya aku tlah terlena……” Begitu sepenggal lirik lagu “Cintaku hanya semalam” yang dinyanyikan oleh Melliya. Lagunya memang lincah dan enak, sehingga hal ini mungkin mengilhami Bahrun, warga Desa Panggoi, Lhokseumawe (Aceh). Pikir dia kemudian, cinta hanya semalam saja sangat mengasyikkan, apa lagi cinta yang beberapa malam, tentu lebih seru dan menggebu-gebu. Kalau pinjam istilah orang Jawa, pasti gemak lonteng-lonteng, krasa penak ndengkeng-ndengkeng (saking enaknya sampai menggeliat-geliat).
Bahrun memang lelaki kesepian, atau jomblo menurut istilah kekinian. Maklumlah, dalam usia puber kedua dia justru menyandang status duda. Tak jelas dia duda cerai atau ditinggal mati. Yang pasti, gara-gara status barunya tersebut Bahrun setiap malam tidur kedinginan, tanpa kegiatan signifikan seperti biasanya. Ingin sebenarnya dia nikah lagi. Tapi karena sudah punya buntut 3 biji, hal itu membuat sejumlah gadis yang diincarnya jadi melengos. Apa lagi pekerjaan Bahrun hanya sopir angkot L-300.

Agaknya doa orang kesepian juga mudah dikabulkan Tuhan. Soalnya, sekitar awal Agustus lalu ada telepon nyasar ke HP miliknya. Suaranya perempuan, usia masih ABG. Iseng-iseng Bahrun meladeni telepon tersebut. Eh kok jadi nyangkut. Artinya, dari kenal lewat HP tersebut kemudian keduanya serius pengin ketemu dan tatap muka. Pada pertemuan tanggal 6 Agustus di Simpang KKA, Kecamatan Dewantara, Aceh Utara tersebut, keduanya sepakat menjalin koalisi untuk menuju sebuah konvensi.
Begitu ketemu langsung ABG bernama Rani, 16, tersebut, ukuran celana Bahrun mendadak berubah. Maklum sudah sekian lama dia tak pernah tembak-tembakan macam militer Mesir lawan Ikhwanul Muslimin. Mulailah dia pasang perangkap. Gadis itu diajak ke Banda Aceh, ternyata mau saja. Jadilah mereka pergi ke sana. Lewat seorang penghulu liar, keduanya dinikahkan. Nah, begitu merasa sudah halalan tayiban wa asyikan, gadis Rani pun diperlakukan bak istri sendiri.
Cinta hanya semalam itu ternyata enak juga ya, sehingga Bahrun pun menambahnya sampai beberapa malam lagi. Tapi enak bagi mereka, tentunya tak enak bagi orangtua Rani. Tahu bahwa anaknya dilarikan sopir angkot, mereka segera lapor ke polisi. Akhirnya Bahrun pun dipancing, agar segera kembali ke rumah, karena akan dinikahkan secara resmi dan dilanjutkan dengan pesta adat sebagaimana lazimnya. “Saya malu punya mantu kok tidak resepsi besar-besaran,” bujul ortu Rani lewat telepon.
Percaya akan bujukan orangtua Rani, Bahrun membawa “istri”-nya kembali ke Sawang, Aceh Utara. Tapi begitu sampai bukannya didaftarkan ke KUA, justru polisi datang sambil membawa borgol. Bahrun digelandang ke kantor polisi. Dalam pemeriksaan dia mengakui, sudah 9 malam dia melarikan Rani ke Banda Aceh. Katanya pula, dia menggauli gadis ABG itu atas dasar senang sama senang, bukan karena tekanan.
Dibawa sembilan malam, skore-nya sudah berapa tuh? (JPNN/Gunarso TS)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar