Para pendukung presiden Mesir yang digulingkan,
Mohammed Morsi, menolak seruan Kementerian Dalam Negeri untuk mengaksi
aksi di dua lapangan di Kairo. Juru bicara kelompok pendukung Morsi, Alaa Mostafa, mengatakan aksi demonstrasi ini akan dilanjutkan.
"Kami siap, siap mati untuk memperjuangkan legitimasi (Morsi). Serangan (terhadap kami) bisa terjadi kapan saja," ujar Saqr kepada kantor berita Reuters.
Di dekatnya terdapat tumpukan batu yang ia katakan akan digunakan kalau ada yang membubarkan aksi ini.
Morsi, presiden pertama Mesir yang terpilih secara demokratis, digulingkan militer bulan lalu.
Ancaman keamanan
Aksi serupa beberapa waktu lalu diwarnai tindakan kekerasan yang menyebabkan Klik lebih 70 pendukung Morsi meninggal dunia.Sebelumnya Klik Kementerian Dalam Negeri meminta aksi ini diakhiri, menawari mereka jalan keluar yang aman, dan janji untuk tidak diajukan ke pengadilan.
Pada hari Rabu pemerintah dukungan militer mengizinkan polisi membubarkan aksi para pendukung Morsi.
Menteri Luar Negeri Mesir, Nabil Fahmy, mengatakan pemerintah tengah berupaya mencari solusi damai atas krisis politik yang terjadi di negranya.
"Di luar itu kami tak bisa menerima ancaman terhadap keamanan. Selain itu kami juga terikat dengan peta jalan, yang masih membuka kemungkinan semua elemen di Mesir untuk ikut serta," kata Fahmy seusai bertemu mitranya dari Jerman.
Amerika Serikat sudah mendesak Mesir untuk menghormati hak rakyat menyampaikan pendapat, termasuk hak melakukan aksi melaklukan aksi secara damai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar