Rusia kini telah menyerahkan rencananya untuk
mengamankan senjata kimia milik Suriah ke pihak Amerika Serikat, media
Rusia mengatakan. Rusia mengumumkan (Klik
rencananya untuk menempatkan
persediaan senjata Suriah ) di bawah kontrol internasional pada hari Senin (09/09) yang disambut oleh Suriah.
Negosiasi yang tegang kini akan terjadi di PBB untuk menentukan resolusi Dewan Keamanan.
Para utusan dari negara-negara anggota tetap DK PBB - Inggris, AS, Perancis, China dan Rusia - bertemu di New York pada Rabu (11/09) kemarin, kata para diplomat.
Lebih dari 100.000 orang tewas sejak pemberontakan terhadap Presiden Bashar al-Assad dimulai pada 2011.
Kantor berita Rusia mengutip satu sumber dari pemerintahan Rusia yang mengatakan: "Kami menyerahkan rencana untuk menempatkan senjata kimia di Suriah di bawah kontrol internasional kepada Amerika. Kami berharap untuk membahasnya di Jenewa."
"Pertemuan bilateral"
Konflik Suriah dalam angka:
- Dua juta anak putus sekolah; Sekitar 3.000 gedung sekolah rusak atau hancur
- Sekitar 4,25 juta orang yang kebanyakan terdiri dari para orang tua dan anak-anak telah meninggalkan rumah mereka
- Nyaris 200.000 orang hidup berdesakan di pengungsian tanpa air bersih
Sumber: PBB, Reuters
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov dan
Menlu AS John Kerry dijadwalkan bertemu di kota Swiss pada hari Kamis
ini untuk membahas usulan tersebut. Mereka berbicara melalui telepon
pada Rabu kemarin.
Salah satu sumber Rusia mengatakan kepada kantor
berita Itar-Tass bahwa ini akan menjadi pertemuan bilateral dan tidak
melibatkan PBB.
Sumber itu menambahkan: "Tampaknya pertemuan
harus dimulai pada Kamis dan berakhir Jumat, meskipun tidak menutup
kemungkinan juga bahwa pertemuan ini mungkin berlangsung hingga Sabtu."
Tidak ada rincian lebih lanjut mengenai apa yang akan dibahas.
Namun, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Jen Psaki mengatakan bahwa Moskow sejauh ini "mengemukakan gagasan tersebut."
Dia juga menegaskan bahwa Kerry akan bertemu utusan khusus PBB dari Liga Arab terkait masalah Suriah Lakhdar Brahimi di Jenewa.
Wartawan BBC Daniel Sandford di Moskow
mengatakan tampaknya ada perselisihan antara Rusia dan Suriah mengenai
apakah senjata harus dihancurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar