Rabu, 04 September 2013

Tanpa Telapak Tangan Wanita Itu Tetap Gigih Berjuang

Ini adalah kisah dari seorang wanita yang hampir saja tewas akibat kekerasan rumah tangga yang banyak memakan korban perempuan di Tegucigalpa, Honduras.

Di Tegucigalpa, Honduras kekerasan terhadap wanita begitu kerap terjadi. Pada tahun 2013 ini 225 perempuan tewas ditangan para suami mereka. Kebengisan yang terjadi di kawasan itu selain disebabkan oleh masalah yang terjadi diantara pasangan suami istri juga dipicu oleh kondisi perekonomian dikawasan itu yang begitu miskin .  Seorang wanita berusia 37 tahun bernama Angelica Maribel Murillo ialah satu korban yang menjadi saksi bagaimana kekerasan itu terjadi dibanyak keluarga Tegucigalpa.
Berawal pada tahun 2008, kala itu suaminya menuduh dirinya melakukan selingkuh, saat ia menolak tuduhan yang dialamatkan pada dirinya ia tak menyangka bahwa sabetan parang harus ia terima. Sepasang telapak tangan yang biasa ia gunakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga harus ia relakan saat secara paksa suaminya memotongnya. Angelica bersyukur nyawanya tak melayang.
Mereka pun bercerai, kini Angelica hidup dengan empat orang anaknya di sudut jalan kawasan Tegucigalpa. Perekonomian yang begitu sulit dan ia harus menanggung hidup anak-anaknya semangatnya pun bangkit. Masih melihat senyum anak-anaknya adalah sebuah kebahagiaan yang tak bias tergantikan. Di depan rumahnya ia kini membuka sebuah usaha yang ia harapkan dapat membantu kebutuhan hidup keluarganya.
Bisnis roti Tortila yang menjadi makanan tradisional di tempat ia  tinggal merupakan sumber pendapatannya. tak peduli dengan keterbatasan yang ia miliki semangatnya terus memacu dirinya untuk terus berusaha dan tidak menyerah.
Tanpa telapak tangan ia meyakini bahwa ia mampu melakukan apapun.  Demi kasih sayangnya kepada anak-anaknya ia harus mampu berjibaku melawan hidup tanpa harus meminta belas kasih kepada orang lain.
Di kawasan ia tinggal di  La Nueva Australia, Angelica bertekad akan terus menjalani hidupnya. Menata masa depan yang lebih baik dengan usaha kecil ia yakin ada masa depan yang lebih baik.
Bayang-bayang ketakutan yang pernah membekapnya kini tak lagi mengurungnya, membesarkan anaknya adalah mimpi dan cita-citanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar