London - Universitas di Inggris akan menghadapi gangguan setelah dosen dan staf pendukung menggelar aksi mogok menuntut kenaikan gaji.
Para tenaga pengajar dan karyawan di universitas-universitas di Inggris
ini menyatakan, gaji mereka sekarang tidak seimbang dengan kenaikan
biaya hidup saat ini.
Sedikitnya 149 universitas yang akan terlibat dalam aksi ini.
Serikat pekerja sebelumnya telah menolak tawaran
kenaikan 1%, yang mereka sebut tidak memperhitungkan pemangkasan 13%
sejak 2009.
Serikat pekerja mengatakan aksi mogok ini akan
menjadi "gangguan terbesar dalam beberapa tahun terakhir" bagi
universitas di Inggris. Tetapi pihak universitas mengatakan aksi ini
hanya akan "memberi dampak yang rendah".
Meski demikian pihak universitas telah memberi
peringatan kepada para mahasiswa bahwa kemungkinan akan ada sejumlah
pembatalan kelas dan penutupan beberapa fasilitas kampus seperti
perpustakaan.
Sally Hunt, sekretaris jenderal serikat tenaga
pengajar universitas, UCU, menuduh universitas memberikan gaji yang
besar ke karyawan senior tetapi menolak untuk menaikan gaji mayoritas
pekerja lainnya.
Dia mengatakan: "Universitas menerima surplus
pada tahun lalu lebih dari £1,1 miliar, ada kenaikan gaji tetapi bahkan
tidak menutup nyaris sepertiga biaya hidup yang meningkat."
Sementara ketua serikat tenaga pengajar
universitas lainnya, Unison, Jon Richards, menuduh manajemen universitas
"menduduki rekor surplus, memberikannya kepada manajemen senior tetapi
menolak untuk memberikan gaji yang layak bagi karyawan yang membuat
universitas di Inggris sebagai salah satu yang terbaik di dunia."
Seorang juru bicara Departemen Bisnis, Inovasi
dan Keterampilan mengatakan: "Kecewa serikat pekerja memutuskan untuk
menggelar aksi mogok. Mahasiswa memiliki hak untuk mengharapkan bahwa
pembelajaran mereka tidak terganggu dengan aksi ini." (sumber: BBC Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar