Selasa, 27 Januari 2015

Perang Israel - Palestina tahun 1948



PERANG 1948

Rencana Pembagian PBB tahun 1947 untuk Palestina merekomendasikan berdirinya negara-negara Yahudi dan Palestina. Pasukan Yahudi terjun ke lapangan hampir seketika itu juga, dengan cepat mengamankan wilayah-wilayah yang diperuntukkan bagi bangsa Yahudi dan kemudian meluaskannya ke bagian-bagian Palestina yang diperuntukkan bagi bangsa Palestina. Perang itu berlangsung selama satu tahun, hingga 6 Januari 1949. Bagian pertama ditandai dengan pasukan regular Yahudi yang melawan pasukan Arab nonregular dan bagian kedua ditandai dengan peperangan antara unit-unit Yahudi dan lima angkatan bersenjata Arab yang memasuki Palestina sehari setelah berdirinya Israel pada 14 Mei 1948.1

OMONG KOSONG

    "Kami, tentu saja, sama sekali tidak siap untuk perang." --Golda Meir, perdana menteri Israel, 19752

FAKTA

Rencana-rencana Israel untuk berperang dimulai dengan bersungguh-sungguh pada hari dikeluarkannya Rencana Pembagian PBB pada 29 November 1947. Semua orang Yahudi yang berumur tujuh belas hingga dua puluh lima diperintahkan untuk mendaftar pada dinas militer.3 Pada 5 Desember, pemimpin Zionis David Ben-Gurion memerintahkan "aksi segera" untuk memperluas pemukiman Yahudi di tiga daerah yang diserahkan oleh PBB kepada negara Arab Palestina.4 Menjelang pertengahan Desember mereka mulai mengorganisasikan aksi militer melawan orang-orang Arab di Palestina dengan strategi yang diuraikan dalam Rencana Militer Gimmel. Tujuan Rencana Gimmel adalah mengulur-ulur waktu bagi mobilisasi kekuatan Yahudi dengan merebut titik-titik strategis yang dikosongkan oleh Inggris dan untuk meneror penduduk Arab agar menyerah.5 Serangan besar Yahudi yang pertama berlangsung pada 18 Desember ketika pasukan Palmach ("assault companies"), pasukan penggempur dari angkatan bersenjata bawah tanah Yahudi, Haganah, menyerang desa Palestina Khissas di bagian utara Galilee dalam suatu serangan malam, dan membunuh lima orang dewasa dan lima anak-anak serta melukai lima lainnya.6

Christopher Sykes, seorang pengamat Inggris masa itu, mencatat bahwa serangan Khissas mewakili suatu tahap baru dalam perang, dengan ciri yang berubah dari "serangan acak dan serangan balasan menjadi serangan dan kekejaman yang lebih diperhitungkan."7 Pada 9 Desember, Ben-Gurion memerintahkan agar pasukan Yahudi menyerang dengan agresif: "Dalam setiap serangan harus dilancarkan sebuah pukulan mematikan yang mengakibatkan hancurnya rumah-rumah dan terusirnya penduduk."8 Dengan demikian pada saat lima pasukan Arab memasuki Palestina pada 5 Mei 1948, kaum Zionis telah melaju dalam pelaksanaan rencana-rencana perang mereka.

OMONG KOSONG

    "Perang total dipaksakan pada bangsa Yahudi." --Jacob Tzur, Zionism, 19779

FAKTA

Angkatan bersenjata Israel sudah bergerak dalam waktu beberapa minggu setelah Rencana Pembagian PBB tahun 1947. Aksi militer yang diorganisasi oleh kaum Zionis dimulai pada pertengahan Desember dengan Rencana Gimmel.10 Menjelang awal Maret 1948, orang-orang Yahudi berusaha melaksanakan Rencana Dalet, yang bertujuan merebut daerah-daerah di Galilee dan antara Jerusalem dan Tel Aviv yang telah diserahkan melalui Rencana Pembagian Perserikatan Bangsa-Bangsa kepada negara Palestina yang diimpikan.11 Dengan demikian, menjelang 15 Mei ketika lima angkatan bersenjata Arab memasuki Palestina, Israel telah menaklukkan bagian-bagian penting dari wilayah Palestina di luar negaranya sendiri yang telah ditetapkan oleh PBB.12

Sebaliknya, baru pada 30 April 1948 untuk pertama kalinya para kepala staf angkatan bersenjata Arab bertemu untuk membuat rencana intervensi militer. Bahkan pada waktu yang telah terlambat ini, tambah ahli sejarah Israel Simha Flapan, "para pemimpin Arab masih berusaha keras untuk menemukan rumusan penyelamat muka yang dapat membebaskan mereka dari tuduhan melancarkan aksi militer."13 Pada 13 Mei, Duta Besar AS untuk Mesir melaporkan mengenai moral orang-orang Arab yang rendah, sambil menambahkan: "Kalangan yang tahu cenderung setuju bahwa orang-orang Arab kini akan menerima hampir semua alasan penyelamat muka apa saja jika itu dapat mencegah perang terbuka."14

Tujuan perang Yordania bukanlah melawan negara Yahudi atau rencana pembagian --yang diterima dengan syarat--melainkan melawan usaha-usaha Israel untuk mencaplok bagian-bagian Palestina yang tidak termasuk milik Yahudi sebagaimana yang ditetapkan dalam Rencana Pembagian PBB. Akibatnya, seperti dicatat oleh ahli sejarah Israel Abraham Sela, "semua peperangan dengan Legiun Arab [Yordania] dilancarkan di daerah-daerah di luar wilayah negara Yahudi... termasuk yang dilancarkan di Jerusalem."15
Pada 1 Juni, delegasi PBB Israel mengeluarkan suatu pernyataan yang melaporkan bahwa dalam dua minggu pertempuran sejak kemerdekaan Israel, negara baru itu telah menguasai 400 mil persegi di luar perbatasan-perbatasan yang ditetapkan untuknya melalui rencana pembagian dan bahwa tidak ada pertempuran yang berlangsung di dalam batas-batas wilayah yang ditetapkan PBB untuk Israel. Komunike itu menyatakan: "Wilayah Negara Israel sepenuhnya terbebas dari penyerang."16

OMONG KOSONG

    "[Bangsa Arab mempunyai] keunggulan mutlak dalam persenjataan, dan keunggulan yang luar biasa dalam potensi, sukarelawan, atau sumber daya manusia dari para wajib militer." --Yigal Allon, wakil perdana menteri Israel, 197017

FAKTA

Orang-orang Yahudi di Palestina selalu mempunyai senjata-senjata yang lebih baik dan lebih banyak dibanding orang-orang Palestina atau orang-orang Arab lainnya di negara-negara tetangga. Sementara baik Arab maupun Yahudi secara resmi menghadapi embargo pembelian senjata dari Amerika Serikat dan sebagian besar negara Barat lainnya, orang-orang Yahudi secara sembunyi-sembunyi menerima pasokan-pasokan besar persenjataan dari Cekoslowakia sejak awal 1948. Satu kontrak saja bisa mencakup 24.500 pucuk senapan, 5.000 senjata mesin ringan, 200 senjata mesin medium, 54 juta rentetan amunisi, dan 25 pesawat perang Messerschmitt.18 Menjelang dimulainya perang unit-unit terorganisasi pada 15 Mei 1948, orang-orang Israel telah mampu menyediakan 800 kendaraan bersenjata melawan 113 milik gabungan negara-negara Arab, dan 787 mortir dan 4 senjata medan tempur melawan 40 mortir dan 102 senjata pihak Arab.19

Pada saat yang sama, pasokan senjata utama lainnya bagi orang-orang Yahudi datang dari para Zionis Amerika di Amerika Serikat yang melanggar embargo senjata AS. Pasokan-pasokan semacam itu termasuk dari Institut Sonneborn, sekelompok orang kaya Amerika-Yahudi yang diketuai oleh Rudolf G. Sonneborn, seorang industrialis-jutawan New York .20 Dua lainnya adalah joint Distribution Committee and Service Airways, yang diketuai oleh orang Yahudi-Amerika Adolph ("Al") William Schwimmer, mantan ahli mesin penerbangan TWA.21 Pemain utama lainnya adalah seorang kelahiran Austria, Teddy Kollek, yang mengetuai pembelian-pembelian senjata bawah tanah Israel di New York dan di kemudian hari menjadi walikota Jerusalem Barat yang masuk wilayah Yahudi.22

Schwimmer dan perusahaan penerbangannya adalah salah satu dari sedikit kelompok bawah tanah Yahudi yang benar-benar dituntut karena perdagangan gelap mereka; dia dinyatakan bersalah di pengadilan federal Los Angeles pada 1950 dan didenda $ 10.000 karena mengekspor pesawat-pesawat udara dan suku cadang untuk Israel dan negara-negara lain. Schwimmer lalu menjadi kepala perusahaan pesawat terbang Israel, Israel Aircraft Industries, dan tampil lagi pada 1985 sebagai seorang pemain utama dalam skandal terburuk pemerintahan Reagan, skandal Iran-Contra.23

OMONG KOSONG

    "Musuh-musuh kami telah gagal mengalahkan kami melalui kekuatan bersenjata meskipun jumlah mereka jauh melebihi kami, dua puluh berbanding satu." --Chaim Weizmann, presiden sementara Israel, 194824

FAKTA

Jumlah pasukan bersenjata Yahudi yang telah terlatih jauh melebihi jumlah seluruh pasukan yang diterjunkan ke medan perang oleh lima negara Arab pada 15 Mei 1948, dan keadaan demikian terus berlanjut. Di garis depan, pasukan bersenjata Israel berjumlah 27.400 orang sedangkan dari negara-negara Arab 13.876 orang yang berasal dari Mesir 2.800 orang; Irak 4.000 orang; Lebanon 700 orang; Syria 1.876 orang; dan Transyordan 4.500 orang.25 Pada waktu itu, 18 Mei, dinas intelijen angkatan bersenjata AS memperkirakan ada kekuatan 40.000 pasukan Yahudi dan 50.000 milisi melawan 20.000 pasukan Arab dan 13.000 gerilya.26 Ahli sejarah Israel Simha Flapan menyatakan: "Jumlah pasukan Israel tidak kalah besar. Meskipun terdapat perbedaan dalam perkiraan mereka, terutama menyangkut jumlah pasukan Yahudi, banyak pengamat sepakat tentang fakta ini."27
OMONG KOSONG

    "[Orang-orang Arab demikian kuatnya pada 1948 sehingga] banyak ahli militer mengira bahwa Israel akan segera terkalahkan." --Terrence Prittie dan B. Dineen, The Double Exodus, 197628

FAKTA

Israel memiliki banyak kelebihan dalam hal pasukan dan persenjataan sehingga tidak pernah ada keraguan di kalangan para pengamat bahwa Israel akan memenangkan perang. Menteri Luar Negeri George Marshall memberitahu kedutaan-kedutaan besar AS sehari sebelum perang dimulai bahwa angkatan bersenjata Arab sangat lemah dan bukan tandingan bagi Israel. Kekhawatirannya yang terbesar adalah bahwa "jika orang-orang Yahudi menuruti nasihat kaum ekstremis mereka yang lebih menyukai kebijaksanaan yang menghinakan bangsa Arab, setiap Negara Yahudi yang akan didirikan hanya mampu bertahan dengan bantuan terus-menerus dari luar negeri."29 Pada 13 Mei, dua hari sebelum perang, kedutaan besar AS di Mesir melaporkan bahwa pasukan Arab belum berhasil mendapatkan senjata dari luar negeri dan bahwa moral mereka sangat rendah, sambil menambahkan: "Angkatan bersenjata Arab dikhawatirkan akan dikalahkan dengan mudah oleh pasukan Yahudi."30
Raja Yordania Abdullah telah berulangkali memperingatkan: "Pasukan Yahudi terlalu kuat --adalah keliru jika kita ikut berperang."31 Pasha Glubb yang legendaris dari Inggris Raya, ketua Legiun Arab Yordania, di kemudian hari mengingatkan: "Saya tidak melewatkan kesempatan untuk memberi informasi [pada pemerintah Yordania] bahwa Transyordan tidak mempunyai cukup sumber untuk berperang melawan negara Yahudi."32 Menurut laporan ahli sejarah Israel Simha Flapan: "Perkiraan Agen Yahudi tentang tujuan dan kapasitas Arab... melaporkan bahwa para kepala staf Arab telah memperingatkan pemerintah masing-masing mengenai serangan Palestina dan perang yang berkepanjangan."33 Ahli sejarah militer Pakistan Syed Ali el-Edroos menyimpulkan: "Dalam pengertian militer profesional, sesungguhnya, tidak ada rencana sama sekali."34

Hampir empat puluh tahun kemudian, ahli sejarah Israel Benny Morris menyimpulkan: "Yishuv [komunitas Yahudi di Palestina] secara militer maupun administratif jauh lebih unggul dibanding orang-orang Arab Palestina."35
OMONG KOSONG

    "Kami pun mempunyai kelompok-kelompok teroris sendiri semasa Perang Kemerdekaan: Stern, Irgun... Namun tidak satu pun di antara mereka yang menyelubungi diri dengan kekejian sedemikian rupa sebagaimana yang telah dilakukan orang-orang Arab terhadap kami." --Golda Meir, perdana menteri Israel, 197236

FAKTA

Dalam periode 1947-1948 yang mengakibatkan kelahiran Israel, terorisme marak di Palestina, dilancarkan terutama oleh kaum Zionis.
Pemimpin Yahudi David Ben-Gurion mencatat dalam sejarah pribadinya tentang Israel: "Dari 1946 hingga 1947 hampir tidak ada serangan Arab atas Yishuv [komunitas Yahudi di Palestina]."37 Ketika perang menjelang pecah pada 1948, aksi-aksi teror dilancarkan oleh kedua belah pihak, namun orang-orang Arab bukanlah tandingan bagi kampanye yang terorganisasi dan sistematis yang dijalankan oleh para teroris Zionis.38 Sebagaimana dilaporkan seorang Mayor Inggris R.D. Wilson pada 1948, mereka melakukan "serangan-serangan biadab atas desa-desa Arab, di mana mereka tidak membedakan antara kaum wanita dan anak-anak yang mereka bunuh setiap ada kesempatan." 39

Aksi-aksi teror Zionis, yang dilancarkan terutama oleh anggota-anggota dari dua kelompok utama, Irgun dan Lehi, atau Stern Gang, termasuk pemboman pada 1946 atas King David Hotel di Jerusalem, yang membunuh sembilan puluh satu orang empat puluh satu orang Arab, dua puluh delapan orang Inggris, dan tujuh belas orang Yahudi;40 penggantungan dua prajurit Inggris pada 1947 dan penjeratan tubuh mereka,41 pemboman pada 1948 atas Semiramis Hotel milik orang Arab di Jerusalem, yang membunuh dua puluh dua orang Arab, termasuk kaum wanita dan anak-anak,42 pembantaian pada 1948 atas 254 kaum pria, wanita, dan anak-anak Arab di pedesaan Deir Yassin,43 pembantaian atas banyak warga sipil di desa Dawayima pada 1948,44 dan pembunuhan pada 1948 atas Wakil Khusus PBB Count Folke Bernadotte dari Swedia.45 Menachem Begin memimpin Irgun, dan Yitzhak Shamir adalah salah seorang pemimpin Stern Gang. Kedua orang itu di kemudian hari menjadi perdana menteri Israel.

OMONG KOSONG

    "Kami tidak bermaksud menyingkirkan orang-orang Arab, mengambil tanah mereka, atau merampas warisan mereka." --David Ben-Gurion, sebagai seorang Zionis senior, pertengahan 191546

FAKTA

Setelah penaklukan tanah Arab pada perang 1948, terjadi perampasan, yang disusul penyitaan kekayaan Palestina oleh orang-orang Yahudi. "Penjarahan dan perampasan merajalela," tulis ahli sejarah Israel Tom Segev. Dia mengutip penulis Israel Moshe Smilansky, seorang saksi mata: "Dorongan untuk merampas menguasai setiap orang. Individu-individu, kelompok-kelompok, dan komunitas-komunitas, kaum pria, kaum wanita dan anak-anak, semuanya jatuh di atas barang-barang rampasan." Menteri kabinet Aharon Cizling mengeluh: "Sungguh memalukan, mereka memasuki sebuah kota dan dengan paksa mencopot cincin dari jari dan perhiasan dari leher seseorang... Banyak yang melakukan kejahatan itu."47
Hampir dua pertiga dari jumlah semula 1,2 juta orang penduduk Palestina terusir, dan terpaksa menjadi pengungsi. 48 Kehilangan yang sangat besar inilah yang menjadi alasan mengapa perang itu dikenal oleh bangsa Arab sebagai Nakba, Bencana.49

Koresponden New York Times Anne O'Hare McCormick melaporkan bahwa orang-orang Israel berlari "dengan kecepatan penuh" untuk menduduki tanah itu, sambil menambahkan: "Jika gelombang masuk itu terus berlangsung dengan jumlah kira-kira 200.000 orang per tahun maka tidak lama lagi jumlah para pendatang baru itu akan melebihi jumlah penduduk asli yang terusir."50

Ketika sarjana Israel, Israel Shahak, melakukan penelitian pada 1973, dia mendapati bahwa dari 475 desa asli Palestina yang dimasukkan ke dalam wilayah perbatasan yang dibuat sepihak oleh Israel pada 1949, hanya 90 yang masih ada; 385 sisanya telah dihancurkan.51 Penelitian-penelitian yang dilakukan di kemudian hari menunjukkan bahwa jumlah seluruhnya lebih dari 400.52

Desa-desa itu, menurut laporan Shahak, "dihancurkan sama sekali, dengan rumah-rumah, tembok-tembok taman, dan bahkan kuburan-kuburan serta batu-batu nisannya, sehingga secara harfiah tidak ada sebuah batu pun yang masih tegak berdiri, dan para pengunjung... diberitahu bahwa 'itu semua adalah gurun pasir.'"53

OMONG KOSONG

    "Bukti terbaik untuk menentang mitos [ekspansionisme Israel] ini adalah sejarah penarikan mundur Israel dari wilayah yang direbutnya pada 1948, 1956, 1973 dan 1982." --AIPAC, 199254

FAKTA

Di tengah-tengah perang 1948, diplomat Inggris Sir Hugh Dow melaporkan: "Orang-orang Yahudi itu jelas ekspansionis."55 Israel tidak pernah menyerahkan satu bagian penting pun dari tanah yang direbutnya pada 1948 di luar perbatasan-perbatasan yang ditetapkan Rencana Pembagian PBB. Rencana itu membatasi luas negara Yahudi hingga 5.893 mil persegi, sama dengan 56,47 persen dari seluruh Palestina, namun menjelang akhir perang 1948 Israel menguasai daerah seluas 8.000 mil persegi, 77,4 persen dari tanah itu.56 Secara signifikan, Deklarasi Kemerdekaan Israel tidak menyebutkan adanya perbatasan, dan negara Yahudi tidak pernah secara terbuka menyatakan batas-batasnya.57

Israel menguasai daerah Palestina yang mencakup 475 kota kecil dan desa, yang sebagian besar di antaranya kosong atau segera dibuat demikian. (Ini sebanding dengan 279 pemukiman Yahudi di seluruh Palestina yang ada pada 29 November 1947, hari diberlakukannya Rencana Pembagian PBB.)58

Sebagaimana dikatakan Menteri Pertahanan Moshe Dayan pada satu kelas yang berisi para pelajar Israel pada 1969: "Tidak ada satu tempat pun yang dibangun di negeri ini yang sebelumnya tidak dihuni oleh penduduk Arab."59 Sesungguhnyalah, orang-orang Israel telah menyita 158.332 unit dari keseluruhan 179.316 unit perumahan, termasuk rumah-rumah dan apartemen-apartemen.60 Orang-orang Yahudi sedikitnya telah mengambil alih 10.000 toko dan 1.000 gudang.61 Kira-kira 90 persen kebun zaitun Israel direbut dari orang-orang Arab dan juga 50 persen kebun jeruknya,62 suatu penyitaan yang begitu besar sehingga pemasukan dari kebun zaitun dan jeruk itu "sangat menolong untuk meringankan masalah serius dalam keseimbangan neraca pembayaran Israel dari 1948 hingga 1953," kata Ian Lustick.63
Setelah perang 1967, pasukan militer Israel menguasai seluruh Palestina, Tepi Barat dan jalur Gaza, plus Dataran Tinggi Golan milik Syria dan Semenanjung Sinai milik Mesir, suatu rentang wilayah yang luas seluruhnya adalah 20.870 mil persegi.64

Setelah serangan Operasi Litani oleh Israel atas Lebanon pada Maret 1978, perbatasan Israel lagi-lagi meluas sehingga mencakup "sabuk pengaman" yang diklaimnya secara sepihak di Lebanon Selatan, suatu jalur sepanjang perbatasan yang mendesak masuk antara tiga hingga enam mil ke wilayah Lebanon.65 "Sabuk pengaman" itu mendesak masuk lagi hingga dua belas mil setelah serangan Israel tahun 1982 atas Lebanon .66 "Sabuk pengaman" itu tetap ada hingga hari ini, membuat Lebanon Selatan menjadi apa yang disebut oleh sebagian orang Israel sebagai "Tepi Utara" yang dikuasai Israel.

Meskipun Israel di kemudian hari memang mengembalikan Semenanjung Sinai sebagai pertukaran bagi perdamaian dengan Mesir, ia terus menduduki semua wilayah Arab lain yang telah direbutnya lewat kekerasan selama bertahun-tahun kecuali kota kecil Syria Quneitra, yang dihancurkannya sebelum penarikan mundur pada 1974 sebagai hasil persetujuan pelepasannya dengan Syria .67

Catatan kaki:
1 Dupuy, Elusive Victory, 3-19; Flapan, The Birth of Israel, 192-93.
2 Meir, My Life, 211.
3 Quigley, Palestine and Israel, 39.
4 Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 40.
5 Khalidi, From Haven to Conquest, lxxix. Teks dari rencana itu terdapat dalam rubrik khusus "1948 Palestine" dari Journal of Palestine Studies, Musim Gugur 1988, 20- 38.
6 New York Times, 20 Desember 1947. Juga lihat Quigley, Palestine and Israel, 41. Laporan resmi militer Inggris adalah WO 275/64 (London: Public Record Office), dikutip dalam Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 153.
7 Sykes, Crossroads to Israel, 337. Lihat juga Green, Taking Sides, 69.
8 Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 40.
9 Dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 121.
10 Khalidi, From Haven to Conquest, lxxix.
11 Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 63.
12 Ibid., 128; Quigley, Palestine and Israel, 62.
13 Flapan, The Birth of Israel, 192. 132-133.
14 Kawat 513 dari Kairo,13 Mei 1948, dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 192.
15 Dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 192. Juga lihat Shlaim, Collusion across the Jordan, 197.
16 Khalidi, From Haven to Conquest, lxxxii.
17 Allon, Shield of David, 187.
18 Khalidi, Before Their Diaspora, 316. Lihat juga Cockburn, Dangerous Liaison, 20-21; Peres, David's Sling, 32-33. Sebagai balasan bagi bantuan itu, Israel menyampaikan beberapa rahasia peralatan militer AS kepada Cekoslowakia, termasuk sebuah sistem radar bergerak, lihat Green, Living by the Sword, 217-18.
19 Khalidi, From Haven to Conquest, 861-66.
20 Grose, Israel in the Minds of America, 210-11.
21 Raviv dan Melman, Every Spy a Prince, 326-30; Cockburn, Dangerous Liaison, 24-25.
22 Cockburn, Dangerous Liaison, 24-25,158.
2 Ibid., 24-25.
24 Dalam sebuah surat untuk Presiden Truman, dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 189.
25 Khalidi, From Haven to Conquest, 867-71.
26 Green, Taking Sides, 71.
27 Flapan, The Birth of Israel, 195. Tekanan ini ada pada tulisan aslinya. Untuk pembahasan mengenai berbagai perkiraan layak yang mencerminkan semua pihak, lihat Flapan, 194-97.
28 Dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel,189.
29 Telegram rahasia "INFOTEL dari Menteri Luar Negeri," 14 Mei 1948, dikutip dalam Green, Taking Sides, 70-71.
30 Kawat 513 dari Kairo, 13 Mei 1948, dikutip dalam Flapan, The Birth of Israel, 192.
31 Glubb, A Soldier with the Arabs, 152.
32 Shlaim, Collusion across Jordan, 271-72.
33 Flapan, The Birth of Israel, 123.
34 el-Edroos, The Hashemite Arab Army, 244.
35 Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 7.
36 Fallaci, Interview with History, 100.
37 Ben-Gurion, Israel, 63.
38 Michael C. Hudson, "The Transformation of Jerusalem: 1917-1987 A.D." dalam Asali, Jerusalem in History, 257.
39 Quigley, Palestine and Israel, 41. Lihat juga Flapan, The Birth of Israel, 90-91.
40 Bethell, The Palestine Triangle, 263; Sachar, A History of Israel, 267. Untuk rincian mengenai pemboman dan reaksi para pejabat Inggris, lihat Nakhleh, Encyclopedia of Palestine Problem, 269-70.
41 Silver, Begin, 78-80.
42 CO 537/3855 (London: Public Record Office), dikutip dalam Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 270-71; Tannous, The Palestinians, 474. Pemerintah Inggris secara terbuka mengutuk pemboman Semiramis sebagai suatu "tindak pembunuhan yang pengecut dan keji atas orang-orang tak bersalah." Ketika Agen Yahudi mengajukan keberatan karena Inggris tidak mengutuk pembunuhan-pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang Arab, para pejabat Inggris menjawab bahwa orang-orang Arab itu tidak melancarkan serangan-serangan terorganisasi atas bangunan-bangunan yang dihuni oleh kaum wanita dan anak-anak; lihat Quigley, Palestine and Israel, 43.
43 Khalidi, From Haven to Conquest, 761-78, memuat penjelasan tangan pertama yang mengharukan dari Jacques de Reynier, "Deir Yassin;" serta penjelasan-penjelasan tentang serangan-saerangan atas pusat-pusat Palestina lainnya. Banyak penulis telah membahas tentang pembantaian itu, barangkali tidak lebih baik dibanding Silver, Begin, 88-89. Juga lihat rincian-rinciannya dalam Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 271-72.
44 Morris, The Birth of Palestinian Refugee Problem, 222. Juga lihat Palumbo, The Palestinian Catastrophe, xii-xiv; Quigley, Palestine and Israel, 85; Nakhleh, Encyclopedia of Palestine Problem, 272.
45 Persson, Mediation and Assassination, 204. Juga lihat Kurzman, Genesis 1948, 555-56; Avishai Margalit, "The Violent Life of Yitzhak Shamir," New York Review of Books, 14 Mei 1992; Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 36.
46 Teveth, David Ben-Gurion and the Palestinian Arabs, 27.
47 Segev,1949, 69-72.
48 Thomas J. Hamiton, New York Times, 19 November 1949; "Report of the Special Representative's mission to the Occupied Territories, 15 Sept. 1967," laporan PBB No. A/6797.
49 Walid Khalidi, "The Palesfine Problem: An Overview," Journal of Palestine Studies, Musim Gugur 1991, 9.
50 Anne O'Hare McCormick, New York Times, 18 Januari 1949. Juga lihat Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 135-36; Cattan, Jerusalem, 61; Segev, 1949, 95.
51 Israel Shahak, "Arab Villages Destroyed in Israel," dalam Davis dan Mezvinsky, Documents from Israel, 43-54. Juga lihat Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, xiv-xviii, yang melakukan penelitian serupa dengan penelitian Shahak pada 1980-an dan membuat daftar nama, tanggal, dan penyebab ditinggalkannya 369 desa Arab pada 1948-1949. Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, menyalin daftar semua kota besar, kota kecil, dan desa di Palestina pada 1945 sebagaimana yang diterbitkan dalam Palestine Gazette (295-306) dan juga daftar nasib yang menimpa semua unit politik itu setelah 1948 (315-32).
52 Suatu penelitian yang diselesaikan pada 1991 oleh sarjana Walid Khalidi melaporkan bahwa 418 desa telah dihancurkan; lihat Khalidi, All That Remains.
53 Israel Shahak, "Arab Villages Destroyed in Israel," dalam Davis dan Mezvinsky, Documents from Israel, 43.
54 Bard dan Himelfarb, Myths and Facts, 84.
55 Shlaim, Collusion across the Jordan, 289. Sebuah versi buku sampul tipis yang ringkas dari karya penting Shlaim diterbitkan pada 1990 oleh Columbia University Press dengan judul The Politics of Partition: King Abdullah, the Zionists, and Palestine.
56 Sachar, A History of Israel, 350; Epp, Whose Land Is Palestine?, 195. Untuk rincian mengenai rencana-rencana Israel untuk menduduki wilayah Palestina, lihat Khalidi, From Haven to Conquest, lxxv-lxxxiii, 755-61. Untuk telaah yang sangat bagus tentang pemilikan tanah Yahudi, lihat Ruedy, "Dynamics of Land Alienation;" dalam Abu-Lughod, Transformation of Palestine, 119-38. Juga lihat Davis Mezvinsky, Documents front Israel, 43-54; Morris, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 155, 179; Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 305-45; Nyrop, Israel, 52; Shipler, Arab and Jew, 32-36; Segev, 1949, 69-71.
57 McDowall, Palestine and Israel, 193. Teks deklarasi itu terdapat dalam Ben-Gurion, Israel, 79-81.
58 Morris, The Birth of Palestinian Refugee Problem, 155, 179.
59 Dikutip dalam Nakhleh, The Birth of the Palestinian Refugee Problem, 310, dari Ha'aretz (Tel Aviv), 4 April 1969.
60 Nakhleh, Encyclopedia of the Palestine Problem, 369.
61 dan Peretz, "The Arab Refugee Dilemma;" Foreign Affairs, Oktober 1954.
62 Palumbo, The Palestinian Catastrophe, 146.
63 Lustick, Arabs in the Jewish State, 59.
64 Nyrop, Israel, xix; Foundation for Middle East Peace, Report on Israeli Settlement in the Occupied Territories, Laporan Khusus, Juli 1991.
65 Ahmad Beydoun, "The South Lebanon Border Zone: A Local Perspective;" Journal of Palestine Studies, Musim Semi 1992,44.
66 Thomas L. Friedman, New York Times, 22 September 1986.
67 Israel berusaha mempertahankan sebidang tanah seluas 250 acre di garis depan pantai Sinai sebelah selatan Eliat yang bemama Taba. Namun, satu kelompok yang terdiri atas lima juri menetapkan pada 1988 bahwa tanah itu sah dimiliki oleh Mesir, dan Israel akhirnya terpaksa melepaskannya sepuluh tahun setelah perjanjian; Edward Cody, Washington Post, 30 September 1988.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar