Cukup mudah bagi warga negara
Indonesia untuk bergabung dengan kelompok yang menamakan diri mereka
Negara Islam atau ISIS di Indonesia, jelas pengamat terorisme Al
Chaidar.
"Karena ISIS sudah disetujui dan didukung oleh
tokoh-tokoh ulama besar yang saat ini sangat dihormati seperti Ustad Abu
Bakar Baasyir, kemudian Aman Abdurrahman dan juga pejuang-pejuang yang
dianggap radikal, seperti Santoso," ujar Al Chaidar Senin (16/03).
Al
Chaidar menambahkan banyaknya iklan atau informasi yang diberikan oleh
ISIS yang menjanjikan pengikut ISIS gaji tinggi atau kesempatan untuk
berjihad, juga memicu maraknya warga negara Indonesia yang tergiur untuk
bergabung dengan ISIS.
Maraknya
situs-situs di Indonesia yang berhubungan dengan ISIS dibenarkan oleh juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Irfan Idris.
BNPT telah berupaya untuk memblokir situs-situs tersebut namun hingga kini usaha tersebut belum membuahkan hasil.
''Masalahnya kalau provider-nya
bukan di Indonesia, kan tidak semudah yang kita bayangkan untuk
menutup. Karena prinsip mereka (ISIS) ya, patah satu tumbuh seribu. Yang
perlu kita galakkan bagaimana masyarakat ikut memerangi itu melalui
dunia maya lewat media," kata Irfan.
Selain itu, pengamat
terorisme Al Chaidar menjelaskan, jika pemerintah Indonesia bener-benar
berniat untuk menolak ISIS bergabung dengan Indonesia, maka sudah seharusnya pemerintah
dapat menggunakan kelompok-kelompok lain secara serempak di Indonesia untuk berusaha
menyebarkan faham anti-ISIS.
Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia sejak Agustus 2014 menolak ideologi dan pengembangan ISIS di Indonesia.
Meski
demikian pada kenyataannya, sekitar 500 warga negara Indonesia diduga telah bergabung
dalam kelompok yang menamakan diri mereka Negara Islam atau ISIS. (sumber: BBC Indonesia)
link terkait:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar