“Diplomat diharapkan menjadi garda terdepan dalam menyampaikan citra positif Indonesia.”
Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik
(IDP), Dubes Esti Andayani, membuka Lokakarya Penhumas, Penulisan
Jurnalistik, dan Keterampilan Fotografi di Bandung (27/5). Lokakarya
yang dihadiri oleh lebih dari 40 pejabat dinas luar negeri Kemlu ini
dilaksanakan di Ruang Tangkuban Perahu, Museum KAA, dan akan berlangsung
selama tiga hari ke depan.
Di tengah proses globalisasi dan
pesatnya perkembangan teknologi informasi, pelaksanaan tugas Kemlu dan
Perwakilan RI di luar negeri berlangsung dalam kondisi real time. Kemlu
dalam hal ini diuntungkan dengan adanya lebih dari seratus perwakilan RI
yang bekerja dalam zona waktu yang berbeda. Dapat dikatakan jam kerja
Kemlu adalah 24 jam seminggu sepanjang tahun.
“Diplomat dituntut bisa menjalankan real time diplomacy demi akuntabilitas dan transparansi publik,” tegas Dirjen IDP.
Optimalisasi informasi dan diplomasi
publik sebagai sarana untuk memperkuat citra positif Indonesia di dunia
internasional merupakan latar belakang pelaksanaan lokakarya ini.
Narasumber yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari agensi
komunikasi, redaksi surat kabar, maupun kementerian teknis, akan
membekali diplomat Kemlu dengan kemampuan strategi dan sinergi
komunikasi, juga hal-hal teknis, agar mampu menyebarkan informasi yang
faktual, akurat, dan cepat.
Selama tiga hari, para peserta akan
belajar berbagai keterampilan teknis, antara lain teknik penulisan
jurnalistik, fotografi, dan penggunaan media yang berbasis teknologi
informasi. Peserta juga akan mendapatkan pengetahuan tentang pemanfaatan
media sosial sebagai sarana untuk memperkuat citra positif Indonesia di
luar negeri.
Media sosial saat ini telah menjadi
bagian penting dari diplomasi. Pemimpin-pemimpin dunia maupun pemerintah
memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pemikiran dan kegiatan
mereka. Kemampuan sosial media dalam menyebarkan informasi secara cepat
merupakan senjata utama. Namun, tentu saja penggunaannya harus sesuai
dengan kaidah dan norma yang berlaku.
Setelah lokakarya, diharapkan kemampuan
para peserta dalam mengolah, menganalisa, memanfaatkan, serta
menyebarluaskan informasi di Kemlu maupun perwakilan akan bertambah dan
meningkat kualitasnya.
“Tanpa kemampuan mengolah informasi
tersebut, diplomat ibarat pisau tumpul dalam mesin diplomasi yang harus
bergerak secara cepat dan optimal.” (Dit. Infomed/RSA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar