Rabu, 27 Mei 2015

Diplomat, Garda terdepan dalam penyampaian citra positif Indonesia

“Diplomat diharapkan menjadi garda terdepan dalam menyampaikan citra positif Indonesia.”
 
Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik (IDP), Dubes Esti Andayani, membuka Lokakarya Penhumas, Penulisan Jurnalistik, dan Keterampilan Fotografi di Bandung (27/5). Lokakarya yang dihadiri oleh lebih dari 40 pejabat dinas luar negeri Kemlu ini dilaksanakan di Ruang Tangkuban Perahu, Museum KAA, dan akan berlangsung selama tiga hari ke depan.
 
Di tengah proses globalisasi dan pesatnya perkembangan teknologi informasi, pelaksanaan tugas Kemlu dan Perwakilan RI di luar negeri berlangsung dalam kondisi real time. Kemlu dalam hal ini diuntungkan dengan adanya lebih dari seratus perwakilan RI yang bekerja dalam zona waktu yang berbeda. Dapat dikatakan jam kerja Kemlu adalah 24 jam seminggu sepanjang tahun.
 
“Diplomat dituntut bisa menjalankan real time diplomacy demi akuntabilitas dan transparansi publik,” tegas Dirjen IDP.
 
Optimalisasi informasi dan diplomasi publik sebagai sarana untuk memperkuat citra positif Indonesia di dunia internasional merupakan latar belakang pelaksanaan lokakarya ini. Narasumber yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari agensi komunikasi, redaksi surat kabar, maupun kementerian teknis, akan membekali diplomat Kemlu dengan kemampuan strategi dan sinergi komunikasi, juga hal-hal teknis, agar mampu menyebarkan informasi yang faktual, akurat, dan cepat.
 
Selama tiga hari, para peserta akan belajar berbagai keterampilan teknis, antara lain teknik penulisan jurnalistik, fotografi, dan penggunaan media yang berbasis teknologi informasi. Peserta juga akan mendapatkan pengetahuan tentang pemanfaatan media sosial sebagai sarana untuk memperkuat citra positif Indonesia di luar negeri.
 
Media sosial saat ini telah menjadi bagian penting dari diplomasi. Pemimpin-pemimpin dunia maupun pemerintah memanfaatkan media sosial untuk menyampaikan pemikiran dan kegiatan mereka. Kemampuan sosial media dalam menyebarkan informasi secara cepat merupakan senjata utama. Namun, tentu saja penggunaannya harus sesuai dengan kaidah dan norma yang berlaku.
 
Setelah lokakarya, diharapkan kemampuan para peserta dalam mengolah, menganalisa, memanfaatkan, serta menyebarluaskan informasi di Kemlu maupun perwakilan akan bertambah dan meningkat kualitasnya.
 
“Tanpa kemampuan mengolah informasi tersebut, diplomat ibarat pisau tumpul dalam mesin diplomasi yang harus bergerak secara cepat dan optimal.” (Dit. Infomed/RSA)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar