Sebanyak 120 delegasi dari 40 negara menghadiri the 7th World Islamic Forum (Forum Islam Dunia ke-7) di kota Yazd, Iran tanggal 24-25 Mei 2016. Forum mengambil tema "Strategic Communication: Reference Values, Institutions and Individuals.
Forum Islam Dunia merupakan forum yang mengkaji berbagai pemikiran
terkait dunia Islam dan masa depan peradaban dunia berdasarkan
nilai-nilai historis dan strategis. Forum tersebut diprakarsai oleh Turkish Asian Centre for Strategis Studies (TASAM) dan pelaksanaannya tahun 2016 dilakukan melalui kerjasama dengan Institute for Political and International Studies (IPIS) Iran.
KBRI Tehran dalam berpartisipasi pada Forum Islam Dunia selanjutnya mengharapkan agar forum tersebut dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Islam.
KBRI Tehran dalam berpartisipasi pada Forum Islam Dunia selanjutnya mengharapkan agar forum tersebut dapat memberikan manfaat yang nyata bagi masyarakat Islam.
Dalam
pembahasan terkait etika media, Duta Besar Republik Indonesia untuk
Iran Octavino Alimudin mengatakan bahwa media merupakan salah satu
subyek utama pembahasan diGlobal Forum United Nations Alliance of Civilization yang
pernah diselenggarakan diantaranya di Indonesia, Turki, Qatar dan
Azarbeijan. Media mempuyai peran penting dalam menciptakan suasana
kondusif di negara yang memiliki keberagaman keyakinan dan budaya
melalui pemberitaan yang berimbang dan bertanggung jawab.
Dengan
mengacu pada pengalaman Pemerintah RI dalam menjaga kerukunan antar
umat beragama di Indonesia, Dubes Octavino mengatakan pemerintah
termasuk pemimpin agama dan pemangku adat harus memiliki sikap bersama
dalam mencegah berbagai bentuk kerawanan sosial.
“Untuk
menjamin kerukunan hidup antar umat beragama diperlukan forum
komunikasi antar umat beragama, reaksi cepat dan terpadu dalam merespon
dan menanggapi berbagai insiden, serta penegakan hukum secara transparan
dan imparsial untuk memulihkan situasi atau kondisi aman seperti semula,” tegas Dubes Octavino.
Agenda
yang dibahas dalam pertemuan kali ini adalah 1). Integritas dan
Strategi Komunikasi dengan narasumber para akademisi dari Malaysia,
Lebanon, Tunisia, Iran, Yordania, Turki, dan Azarbeijan. 2).
Kekhawatiran Terhadap Islam atau Islamophobia, dengan narasumber para
akademisi dari Iran, Afghanistan dan Turki. 3). Mengatasi Kekerasan dan
Ekstremisme narasumbernya para akademisi dari Qatar, Turki, Perancis,
dan Azerbaijan. 4). Model Ekonomi dan Keamanan dalam Islam dengan
narasumber para akademisi dan diplomat dari Irak, Turki, Perancis, dan
Azerbaijan. 5). Hak-hak Sipil dan Pemuliaan Harkat-martabat Manusia
dibahas oleh para akademisi dari Bosnia Herzegovina, Bangladesh,
Australia, Irak dan Aljazair. 5). Etika Media narasumber akademisi dari
Sudan, Turki, Pakistan dan Iran.
Direktur Jenderal Institute for Political and International Studies (IPIS) Kemlu Iran, Mostafa
Zahrani saat memberikan sambutan di acara pembukaan Forum Islam Dunia
ke-7, Selasa 24 Mei 2016 mengatakan forum ini diharapkan dapat
memberikan semangat baru dalam menciptakan simbol dan model yang
bermanfaat bagi dunia Islam.
"Semangat
utama dari forum ini adalah menciptakan simbol dan model, untuk itu
kota Yazd yang dipilih karena ini merupakan kota yang terdaftar dalam
daftar warisan dunia di UNESCO, merupakan simbol perdamaian dan dipilih
sebagai pusat pemikiran untuk Iran dan juga dunia Islam,” kata Zahrani.
Dalam kesempatan yang sama, Vice Chairman of Turkish Asian Centre for Strategis Studies, Murat
Bilhanm menjelaskan masyarakat yang hidup di negara Islam harus dapat
menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat di luar negara Islam.
Para peserta Forum Islam Dunia selanjutnya menyepakati Deklarasi Yazd
yang diantaranya meggarisbawahi perlunya dipertahankan dan dibina
kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Pertemuan ke-8 Forum Islam
Dunia akan dilakukan berikutnya di Kabul, Afghanistan pada bulan Mei
2017. (Sumber: KBRI Tehran)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar