Selasa, 28 Juni 2016

Sejarah Rumah Dinas Gubernur DKI

Bangunan yang diperuntukkan sebagai rumah tinggal para walikota atau Gubernur DKI Jakarta sejak masa Belanda. Pada awalnya merupakan tempat tinggal dari Mr. GJ Bisschop, seorang Burgermeester (wali-kota) pertama dari Gemeenteraad Batavia yang memerintah Batavia sejak tahun 1916 sampai 29 Juni 1920. Terletak di Jl. Taman Suropati No.7, Jakarta.


Bangunan dirancang oleh Ir. Kubath di atas areal tanah bekas eigendom. Bangunan berlantai dua dengan ruangan tambahan (pavilliun) yang berada di sebelah timur bangunan utama dan gudang yang berada di sebelah baratnya dengan luas keseluruhannya sekitar 1.100 m2. Dindingnya terbuat dari batu bata dengan genteng yang berwama hijau. Bangunan ini berdiri di atas kapling hoek yang kemudian diisi dengan rumah induk yang agak bersegi empat (kuadrat) dengan dua tambahan bangunan pendek. Tambahan yang lebih panjang ini dilengkapi dengan teras yang setengah beratap dan setengah terbuka (bundar). Atap perisai yang tinggi dan agak curam mengimbangi kesan bidang besar tembok muka yang bersegi empat. Komposisi bangunan menghasilkan dinamika yang tanggap terhadap Taman Suropati di hadapannya.

Bangunan di sebelah barat dahulu berfungsi sebagai gudang, kemudian digunakan sebagai kamar para penjaga, gudang dan garasi. Bangunan paviliun terdiri dari teras, ruang tamu, dua buah kamar tidur dan kamar mandi. Bangunan arsitektur Belanda pertengahan abad ke-20 ini bentuknya masih asli, hanya terdapat perbaikan di dalam dan di luar gedung. Semula atapnya terbuat dari genting kodok kemudian diganti dengan genteng monir wama hijau.

Sejak dibangun hingga masa Jepang, gedung tersebut dipergunakan untuk rumah tinggal walikota Belanda. Kemudian tahun 1949 dipergunakan sebagai rumah dinas milik Pemda DKI Jakarta. Di antara beberapa walikota dan gubemur yang pemah tinggal di gedung tersebut antara lain: Walikota Suwirjo, Syamsurijal, Sudiro, Gubernur Sumamo, Henk Ngantung, Wiyogo Admodarminto dan Sutiyoso. Masa Gubernur Ali Sadikin, gedung tersebut dipakai untuk kegiatan Dharma Wanita dan PKK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar