Tudingan Snowden ini merupakan pernyataan pertamanya Klik
sejak ia kabur ke Rusia dari Hong Kong pada 23 Juni lalu. Di
Rusia, Snowden akhirnya mengajukan permohonan suaka politik untuk
menghindari kejaran aparat AS yang memburunya dengan sangkaan spionase.
"Presiden memerintahkan wakilnya untuk menekan pimpinan sejumlah negara yang sudah jadi lokasi permintaan suaka politik saya agar negara itu menolak," tulis Wikileaks mengutip mantan analis data rahasia ini.
"Kebohongan semacam ini dari seorang pemimpin dunia bukan bentuk keadilan, hukuman tambahan luar pengadilan untuk seorang yang mengasingkan diri juga bukan keadilan," tegasnya.
Mitra Amerika
Dalam pernyataan itu Snowden melukiskan dirinya
sebagai "warga tanpa negara", dengan menuding pemerintah AS
menghalanginya mendapatkan "hak dasar...mencari suaka".
Negara terakhirnya yang menjadi tujuan suaka
adalah Rusia, seperti dibenarkan oleh konsul Kementrian Luar Negeri
Rusia, Kim Shevchenko.
Permintaan itu dilaporkan diajukan oleh Sarah
Harrison, seorang warga Inggris yang selama ini jadi anggota tim hukum
Wikileaks, yang bertindak sebagai perwakilan Snowden.
Namun belum ada respon dari Kremlin soal ini.
Presiden Vladimir Putin sebelumnya menyebut
Moskow "tidak pernah menyerahkan orang sebelumnya dan tidak berniat
melakukannya", terkait permintaan AS agar Rusia menyerahkan Snowden.
Ia mengisyaratkan Snowden bisa tetap tinggal di
bandara Moskow tempatnya bertahan kini, dengan syarat lajang usia 30
tahun itu berhenti merusak kepentingan "mitra Amerika" Rusia dengan
bocoran-bocoran informasinya.
Bocoran tersebut antara lain menunjukkan upaya
luas pemerintah AS untuk merekam pembicaraan dan pesan rahasia sejumlah
negara termasuk mitra AS seperti Uni Eropa. Akibatnya sejumlah negara
termasuk Prancis dan Jerman Klik
menyatakan protes dan menuntut penjelasan dari kubu AS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar