Setelah serangkaian pernyataan keras dari Jakarta,
Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan Australia telah
menyebabkan rusaknya hubungan dengan Jakarta yang "hampir tak bisa
dipulihkan".
Pernyataan Marty ini adalah yang kesekian
kalinya sebagai bentuk protes atas dugaan penyadapan yang dilakukan
intelejen Australia terhadap sejumlah pejabat Indonesia sebagaimana
muncul dalam berita surat kabar di negara tersebut.
"Australia harus melakukan tindakan nyata dan memberi sinyal kuat
untuk memperbaiki kerusakan yang hampir, hampir tak dapat dipulihkan
ini," kata Marty dalam sebuah wawancara khusus dengan BBC.
Dalam beberapa hari sejak berita dari bocoran
buron intelejen AS, Edward Snowden, muncul pernyataan keras silih
berganti dari Jakarta.
Setelah mengumumkan melalui akun Twitter-nya yang mengatakan Indonesia
mengkaji ulang kebijakannya dengan Australia, hari ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kembali menyatakan sedikitnya tiga program kerja sama dihentikan sementara.
Termasuk didalamnya kebijakan penting menyangkut
pencari suaka ilegal yang menjadi salah satu mata kampanye terpenting
pemerintahan PM Tony Abbott.
Sementara itu perjanjian tentang manusia perahu yang dibungkus dalam kerja sama
militer dua negara itu menurut Presiden Yudhoyono akan dihentikan
menunggu penjelasan Australia.
"Tidak mungkin kita melanjutkan semuanya itu
kalau kita tidak yakin tidak ada penyadapan terhadap tentara Indonesia,"
serunya dalam pernyataan pers di Istana Negara, Rabu (20/11) siang.
Namun menurut laporan kantor berita Associated
Press, tekanan terhadap Australia juga dilakukan pada bidang-bidang lain
termasuk pembatalan jadwal kunjungan resmi pejabat Indonesia.
Jadwal Menteri Agama Suryadarma Ali untuk sebuah
seminar tentang kerukunan beragama ke Melbourne yang direncanakan pekan
depan misalnya, dibatalkan dengan alasan menteri sedang sibuk
menyelesaikan laporan keuangan akhir tahun.
Menlu Marty Natalegawa tak membantah, upaya ini
adalah bagian dari strategi Indonesia menegaskan kegusaran akibat
insiden penyadapan.
"Pokoknya secara keseluruhan itu ada upaya untuk me-review semua hubungan," tukas Marty.
Sejumlah pengamat bahkan menyarankan agar dilakukan pengusiran terhadap diplomat Australia untuk menekankan kemarahan Jakarta.(sumber: BBC Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar