Meninggalnya mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela tak hanya
membawa duka mendalam bagi masyarakat Afrika Selatan, tetapi masyarakat
dunia. Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa selain menyampaikan
belasungkawa juga turut berduka. Menurut Marty, Mandela adalah tokoh
dunia yang berjuang menentang ketidakadilan.
"Nelson Mandela adalah seorang tokoh yang menjadi inspirasi di seluruh pelosok dunia,
khususnya negara berkembang, untuk menentang rasisme, kolonialisme, dan
berbagai bentuk ketidak adilan lainnya," ujar Marty dalam siaran pers
melalui pesan elektroniknya, Jumat (6/12/2013).
Karena itu, Marty
dan seluruh masyarakat dunia tentu sangat merasa kehilangan sosok
Mandela. Selama ini belum ada sosok yang secara teguh dan prinsipal
menentang kebijakan politik apartheid. "Kita semua merasakan
duka yang sangat mendalam atas wafatnya seorang tokoh dan pejuang yang
secara teguh dan prinsipil menentang kebijakan apartheid yang keji," ujar Marty.
Mandela
meninggal dunia pada usia 95 tahun setelah menjalani perawatan karena
infeksi paru-paru selama 3 bulan belakangan. Dalam pernyataan yang
disiarkan stasiun TV nasional Afrika Selatan, Presiden Jacob Zuma
mengatakan Mandela 'pergi dengan damai'.
"Bangsa kita kehilangan putra terbaiknya," kata Zuma seperti yang dilansir BBC, Jumat 6 Desember.
Sejak
keluar dari rumah sakit, kantor kepresidenan Afrika Selatan berulang
kali menyebutkan kondisi tokoh peraih Nobel Perdamaian tahun 1993 dan
terpilih sebagai presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan tahun 1994
ini dalam keadaan kritis namun stabil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar