Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko
Suyanto mengatakan Indonesia secara tegas menolak keinginan Australia agar
para pencari suaka yang dicegat Angkatan Laut negeri kanguru itu dikembalikan
ke Indoensia.
Pernyataan itu disampaikan Djoko untuk
meluruskan kesimpangsiuran berita di media Australia yang mengatakan
"Indonesia menolak menampung imigran korban kecelakaan." "Mereka itu bukan korban kecelakaan tapi pencari suaka yang tujuannya ke Australia," kata Djoko melalui pesan singkat telepon.
Sebelumnya, kantor berita AFP melaporkan bahwa
kapal Australia menolong para imigran setelah mereka menerima pesan
darurat permintaan tolong di lepas pantai sebelah selatan Pulau Jawa,
Kamis (07/11). Belum diketahui pasti berapa jumlah imigran yang berhasil
diangkut ke kapal berbendera Australia itu.
Berdasarkan laporan sejumlah media asing,
Australia menolak membawa para imigran itu ke negaranya dan mengatakan
bahwa terjadi kebuntuan karena kapal Indonesia tidak mau menerima para
pengungsi ini.
Djoko tidak bersedia mengkonfirmasi klaim itu
dan hanya mengatakan bahwa Indonesia tidak pernah setuju dengan
keinginan Australia agar imigran dikembalikan ke Indonesia.
"Sejak zaman Kevin Rudd posisi kita sudah seperti itu. Kan Australia punya detention center di (Klik
Nauru dan Papua Nugini,) kenapa ga dibawa ke situ?" tambahnya.
Sementara itu, di luar kondisi pencegatan
(interception) jika dalam kejadian seperti kecelakaan maka protokol yang
berlaku adalah korban diselamatkan oleh Kepala Penerangan Badan SAR
Nasional (Basarnas) M. Hernanto mengatakan selama ini protokol yang
berlaku adalah imigran akan diangkut oleh kapal penolong.
"Kalau kita yang nolong otomatis kita bawa, sekarang kan kondisinya sudah diselamatkan oleh Australia. Ya monggo dibawa Australia," kata Hernanto kepada Arti Ekawati dari BBC Indonesia, Jumat (08/11).
Ia mengatakan tujuan para imigran itu adalah Australia. "Setiap kapal yang terjadi distress itu mereka lapornya ke Australia karena mereka berharap ditolong oleh Australia," kata Hernanto.
Lebih lanjut Hernanto mengatakan bahwa soal
menerima atau menolak para imigran sudah bukan lagi keputusan Basarnas
karena terkait masalah diplomasi. (BBC Indonesia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar