Jumat, 26 Desember 2014

Dubes Inggris-RI: Umat Muslim mengalami tekanan atas tindakan ISIS

Jakarta - Dubes Inggris untuk RI, ASEAN dan Timor Leste pertama yang muslim, Moazzam Malik, berbicara tentang ekstremisme, ISIS dan kebijakan Inggris menyangkut Palestina. Malik mengakui di Inggris sekalipun, muslim tertekan atas ulah ISIS, sekelompok orang yang melakukan tindakan kekerasan atas nama Islam. 



"Muslim di Inggris itu 5 persen dari populasi. Minoritas, tapi minoritas yang cukup besar. Di mana-mana ada masjid, salat tidak masalah, puasa tidak masalah, cuti lebaran tidak masalah," jelas Dubes Inggris untuk RI Moazzam Malik saat ditanya apakah ada Islamofobia di Inggris terkait maraknya teror seperti di Sydney, Pakistan dan teror ISIS.


Bahkan dirinya yang muslim, bisa tumbuh, belajar dan berkarir di pemerintahan Inggris dan dipercaya Ratu Inggris Elizabeth II menjadi dubes. Malik mengatakan dirinya adalah contoh dari Inggris masa kini yang memiliki warga yang sangat beragam

Malik menyampaikan hal itu dalam konferensi pers dengan wartawan di rumah dinasnya, Jl Teuku Umar 72-74, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (19/12/2014). Namun, Malik mengakui banyak muslim merasa tertekan atas banyaknya aksi teror di beberapa belahan dunia itu.

"Tapi tentu dengan keadaan di Irak dan Suriah, orang melihat ada tantangan ekstremisme dan merasa tertekan. Mereka juga merasa was-was. Mungkin ini adalah waktu yang tak mudah bagi muslim di manapun di dunia," tuturnya.

Setiap negara di dunia ini, imbuhnya, pasti memiliki masalah ekstremisme-nya sendiri-sendiri. Malik berharap Inggris bisa belajar dari Indonesia untuk mengatasi ekstremisme, melalui pendekatan pendidikan, agama, juga budaya.

Sedangkan tentang kebijakan Palestina-Israel, Malik mengatakan, "Posisi kami jelas, Israel dan Palestina harus mencari solusi batas 2 negara berdasarkan perjanjian perbatasan tahun 1967". (sumber: detikNews.com)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar